Foto Berauterkini: Aktivtas pedagang pasar subuh di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Teluk Bayur
TANJUNG REDEB – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau menggelar pres rilis terkait dengan pertumbuhan ekonomi Bumi Batiwakkal tahun 2022 beberapa waktu lalu.
Kepala BPS Berau, Supriyanto menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau tahun 2022 lalu tumbuh positif di angka 3,95 persen. Dengan rincian, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp 60,16 Triliun. Dan untuk PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) di 2010 sebesar Rp 29,94 Triliun.
“Ini adalah angka yang sudah kita himpun,” jelasnya.
Sehingga dengan adanya data yang sudah dihimpun tersebut, Kabupaten Berau menempati posisi keenam, dengan pertumbuhan berada dibawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim 2022 yang mencapai 4,48 persen.
Dan dalam pertumbuhan ekonomi Kaltim, Berau menyumbang 6,53 persen. Sedangkan di posisi teratas ada Penajam Paser Utara dengan pertumbuhan sebesar 14,49 persen.
“Jadi Berau ada di posisi ke enam dan untuk yang teratas itu ada di Kabupaten Penajam Paser Utara,” tambahnya.
Kondisi perekonomian Berau diukur melalui angka PDRB baik menurut lapangan usaha maupun pengeluaran, yang dinyatakan dalam dua metode pengukuran yaitu PDRB ADHK dan PDRB ADHB.
“Kalau menurut PDRB lapangan usaha, walaupun kondisi ini menunjukkan perlambatan kinerja perekonomian dibanding 2021 lalu, namun secara keseluruhan untuk 17 lapangan usaha, mengalami pertumbuhan positif,” jelasnya.
Jika berkaca pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Berau memang lebih tinggi yakni di angka 5,36 persen. Tetapi, bukan berarti di 2022 ini mengalami penurunan. Hanya saja mengalami perlambatan kinerja perekonomian.
“Karena di 2022 aktivitas ekonomi nasional maupun dunia semakin membaik pasca pandemi Covid-19, sehingga turut berdampak positif pada perekonomian Berau, dan semoga saja perekonomian semakin meningkat lagi” tambahnya.
Sedangkan untuk lapangan usaha pertambangan dan penggalian, yang merupakan penggerak utama perekonomian Berau, mengalami perlambatan pertumbuhan dari 7,04 persen di tahun 2021 menjadi 3,31 persen pada tahun 2022.
Kontribusi tiap komponen pengeluaran terhadap PDRB sepanjang tahun 2020 hingga 2022, pengeluaran paling besar berada pada komponen pengeluaran ekspor neto, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PK-RT). (*)
Reporter: Andini