Reporter : Syaifuddin Zuhrie
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Tahun ini Kampung Talisayan kembali melaksanakan tradisi adat “Tulak Bala” atau Buang Na’as. Bertempat di Dermaga Kecamatan Talisayan, Rabu (4/9/2034) kegiatan rutin ini dihadiri dan dibuka oleh Sekkab Berau, M Said mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih.

Tradisi yang telah dilaksanakan turun temurun ini merupakan bagian kebudayaan masyarakat Talisayan. Dengan tujuan membuang segala keburukan yang akan hadir atau mengancam warga kampung. Melalui doa bersama untuk mendapat keselamatan, prosesi adat ini pun kini menjadi bagian daya tarik pariwisata di wilayah pesisir selatan Berau.

Proses tuka bala inipun diawali penampilan tarian selamat datang adat Banua, Bajau dan Dayak. Dilanjutkan dengan pemukulan gong dan prosesi buang naas, dengan menyiramkan air linjuang, yaitu air yang telah disiapkan dan dibacakan doa kepada perwakilan anak dari masyarakat kampung.

Prosesi dimulai dari tetua adat, lalu Sekkab Muhammad Said juga turut serta menyiramkan air linjuang yang sama. Termasuk dilanjutkan oleh para pejabat yang hadir dalam prosesi adat ini.

Kepala Kampung Talisayan, Ali Wardana mengatakan, pelaksanaan tradisi ini sebagai simbol dalam penguatan rasa persaudaraan antar masyarakat. Selain itu juga upaya merawat tradisi dari para leluhur serta bagian dari promosi wisata kebudayaan di kampung Talisayan.

“Dan ini juga merupakan ekspresi rasa syukur kepada Tuhan,,” ujarnya.

Di lokasi yang sama, Camat Talisayan, Yusuf Gunawan mengatakan, dengan menjaga kekompakan masyarakat melalui pelaksanaan tradisi ini diharapkan bisa menjadi kontribusi positif bagi pembangunan.

“Pemerintah kecamatan terus memberikan dukungan penuh,,” ucapnya.

Sementara itu, Sekkab Berau Said menyambut baik kegiatan tradisi adat dan kebudayaan yang masih dipertahankan hingga saat ini. Menurutnya tradisi turun temurun ini merupakan aset daerah dalam menjaga kebudayaan masyarakat setempat.

Untuk itu ia berharap, tradisi adat yang kini sudah menjadi agenda pemerintah tersebut dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan lebih baik lagi. Sehingga dapat menarik wisatawan lebih luas untuk hadir.

Tidak hanya untuk mempertahankan tradisi para pendahulu, namun prosesi ini akan menjadi bagian promosi pariwisata di pesisir yang juga memiliki berbagai keunggulan dibidang wisata.

“Saat ini tantangan kita cukup besar. Saya sangat apresiasi atas kepedulian semuanya yang telah mempertahankan tradisi ini dan mewariskan kepada anak-anak kita,” katanya.(adv)