Foto: Wakil Bupati Berau Gamalis saat meresmikan Kampung Merancang Ilir sebagai kampung digital.

TANJUNG REDEB,- SETAHUN sebelum pandemi datang, tepatnya pada 2019, Zulfikar baru saja dilantik sebagai kepala Kampung Merancang Ilir. Sebelumnya, sarjana teknik pertambangan yang lulus dari perguruan tinggi di Makassar, Sulawesi Selatan, itu adalah sekretaris kampung di Kecamatan Gunung Tabur, Berau, tersebut.

Selama menjadi sekretaris desa, Zulfikar mendapati bahwa warga Kampung Merancang Ilir kerap kesulitan mengurus administrasi kependudukan. Sebagai contoh, mengurus kartu keluarga, akta kelahiran, perkawinan, hingga dokumen ahli waris, memerlukan waktu yang cukup lama. 

Warga harus datang ke kantor pemerintah kampung untuk mengurus berkas-berkasnya. Di samping itu, mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah bercocok tanam. Kebanyakan warga mengurus dokumen kependudukan pada malam hari ketika kantor pemerintah kampung tutup. Zulfikar pun memikirkan solusinya. Ia memperoleh sebuah ide.  

Begitu dilantik sebagai kepala kampung, Zulfikar kemudian merealisasikan gagasan tersebut. Sudah lama ia memikirkan untuk mendigitalisasi layanan administrasi kependudukan. Akan tetapi, bagi kampung sekecil Merancang Ilir, menerapkan teknologi modern bukan urusan sepele. 

“Kebetulan, saya punya kenalan di Makassar yang mengerti teknologi informasi. Atas bantuannya, kami mulai membangun website merancangilir.gunungtabur.id,” jelas Zulfikar. 

Website tersebut selesai bertepatan ketika pandemi pada 2020. Cukup dengan mengaksesnya, warga bisa mengurus berbagai dokumen kependudukan dari mana saja dan kapan saja melalui telepon pintar. Waktu mengurus dokumen pun tidak sampai satu menit. 

Warga hanya perlu memasukkan nomor induk kependudukan dan kata kunci yang diberikan dari kantor kampung. Setelah itu, semua layanan dokumen bisa digunakan. Setelah selesai mengisi data-data yang diperlukan, dokumen fisik tinggal diambil keesokan harinya di kantor pemerintah kampung. 

“Jadi, warga tidak perlu mengurus ke kantor dan antre panjang lagi,” ujar Zulfikar. 

Website Kampung Merancang Ilir juga dilengkapi dengan data seputar desa. Mulai kegiatan pembangunan, dokumen anggaran kampung, hingga statistik kampung. Ada pula marketplace yang berisi produk-produk UMKM dari kampung tersebut. Dari pasar digital ini, konsumen dari mana saja bisa memesan produk makanan ringan hingga jasa pertukangan. 

“Tantangan berikutnya, tidak semua penduduk bisa cepat beradaptasi dengan teknologi ini,” urai Zulfikar. 

Kampung Merancang Ilir dihuni 1.702 jiwa. Kawasan ini dulunya adalah penghasil lada. Sekarang, banyak petani yang beralih ke budi daya kelapa sawit. Menurut Zulfikar, masih ada penduduk yang belum memiliki telepon pintar. 

Kendala Kampung Merancang Ilir mewujudkan desa digital ditangkap oleh PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Kampung ini masuk di lingkar tambang perusahaan. BUMA memberikan bantuan sebuah mesin anjungan layanan mandiri. Melalui mesin yang mirip seperti ATM ini, warga bisa mengurus dokumen secara digital. 

“Kami melihat semangat Kampung Merancang Ilir untuk mendigitalisasi layanan mandiri. Itu sebabnya, sebagai bentuk tanggung jawab sosial BUMA di kampung lingkar tambang, kami memberi dukungan,” jelas Business Support Manager BUMA Jobsite Lati, SG Rajagukguk. 

Mesin layanan digital ini akan terus dikembangkan. BUMA juga akan mendampingi kampung melalui berbagai kegiatan untuk membangun kualitas SDM masyarakat kampung. 

Kembali ke Zulfikar, ia mengatakan bahwa layanan mandiri secara digital ini telah berjalan sekitar tiga tahun. Saat ini, pemerintah kampung terus menyosialisasikan penggunaan layanan tersebut. Sejumlah anak-anak sekolah serta ibu-ibu yang akrab dengan media digital dirangkul. Mereka yang akan menyebarkan cara mengurus dokumen secara digital kepada seluruh warga. 

Pemerintah kampung juga menyiapkan SDM untuk mengelola teknologi ini. Sebanyak 20 pelajar SMP dan SMA disekolahkan hingga ke perguruan tinggi. “Pelan tapi pasti, hasilnya kini kelihatan. Saya berharap, anak-anak Merancang Ilir yang sekarang kuliah di luar segera lulus dan kembali untuk membangun kampung ini,” harap Zulfikar. 

Jadi Desa Digital

Atas keberhasilan tersebut, Kampung Merancang Ilirditetapkan sebagai desa digital oleh Pemkab Berau. Pada Kamis, 27 April 2023, Wakil Bupati Berau, Gamalis, datang ke Merancang Ilir. Selain meluncurkan Kampung Merancang Ilir sebagai desa digital, Wabup Berau juga meresmikan gedung olahraga dan surau. 

Wabup mengatakan, setiap kampung yang ditetapkan menjadi desa digital wajib menyediakan keterbukaan informasi. Termasuk keunggulan kampung yang dapat diakses publik. Gamalis mengapresiasi keseriusan pengurus Kampung Merancang Ilir. Pengelolaan anggaran kampung yang dibuka transparan disebut selaras dengan cita-cita Berau menuju smart city. 

Capaian Kampung Merancang Ilir ini diharapkan menjadi motivasi bagi kampung yang lain. Ke depan, kata Wabup, program digitalisasi pelayanan kampung menjadi salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam membangun Bumi Batiwakkal. 

“Kita sudah punya referensi. Jadikan informasi itu acuan untuk berinovasi,” ujarnya.  

Gamalis juga mengapresiasi peran pihak ketiga yaitu BUMA yang membantu pemerintah desa dalam menjalan program. Peran perusahaan masuk tiga aktor pembangunan daerah. Pertama pemerintah, kemudian perusahaan, dan terakhir peran aktif masyarakat dalam membangun desa. Ia berharap, perusahaan yang operasi di Berau dapat memberikan dampak positif serupa. 

“Kalau ketiga stakeholder ini berkolaborasi, daerah itu dipastikan maju,” yakin Gamalis.

Zulfikar selaku kepala kampung juga berterima kasih kepada BUMA. Pengadaan mesin layanan mandiri disebut memudahkan warga dalam mengurus administrasi maupun memasarkan produk kampung. (*)