GUNUNG TABUR – Produksi batik lokal bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi penduduk. Para pengrajin batik tentu saja memerlukan keahlian agar karya mereka dapat bersaing.
Itulah sebabnya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengadakan pelatihan dan pendampingan kelompok Kulabatik Melati Jaya Batch 2.
Pelatihan dan pendampingan ini diadakan di Kampung Melati Jaya di Kecamatan Gunung Tabur, Berau. Program selama lima hari tersebut dimulai pada Rabu, 30 Oktober 2024. Selama delapan jam setiap harinya, pengurus Kelompok Kulabatik Kampung Melati Jaya belajar teknik gradasi warna.
Setelah lima hari pelatihan, para peserta mampu menghasilkan 22 batik dengan berbagai varian. Mulai batik cap, batik tulis, hingga batik campuran.
Sebagai informasi, Kelompok Kulabatik Melati Jaya dibentuk pada 2023. Berdirinya kelompok ini tak lepas dari peran BUMA melalui program keberlanjutan pilar ekonomi yang sejalan dengan community based business. Kelompok ini telah menghasilkan 144 lembar batik dengan nilai ekonomi Rp9.310.000.
Komunitas pembatik lokal Kampung Melati Jaya kemudian merasa perlu meningkatkan keahlian terutama dalam gradasi warna.
Business Support Manager BUMA Lati, Richardo Silalahi, berharap para peserta mampu menguasai teknik gradasi warna lewat pelatihan ini.
Produksi karya batik lokal Melati Jaya yang sesuai kebutuhan pasar diharapkan juga meningkat. Tidak lupa, sambungnya, branding dan pemasaran produk melalui offline maupun online dapat dibangun.
“Ada beberapa target dari pelatihan dan pendampingan ini. Contohnya, memproduksi 100 buah batik lokal Melati Jaya yang dipasarkan offline maupun online,” sebut Richardo.
Target selanjutnya adalah produk karya Kulabatik Melati Jaya terjual dengan nilai ekonomi kurang lebih Rp10 juta. Ia menjelaskan bahwa program ini tidak lepas dari kolaborasi BUMA Lati bersama Pemerintahan Kampung Melati Jaya.
Pelatihan dan pendampingan kelompok Kulabatik Melati Jaya ini berkelanjutan. Dengan demikian, hasil kriya tersebut mampu memberikan dampak positif yang terukur dan memiliki nilai ekonomis.
Sekretaris Camat Gunung Tabur, Rudianto, mengapresiasi perusahaan yang terus mendampingi kelompok pembatik di kecamatan tersebut.
BUMA, katanya, selalu menjadi yang terdepan dalam program pemberdayaan masyarakat di Gunung Tabur. BUMA sebelumnya juga berperan besar melahirkan industri kreatif Batik Maluang di Kampung Maluang.
“Kami berharap, program-program pemberdayaan BUMA bisa terus bersinergi dengan program pemerintah kecamatan,” tutup Rudianto. (*)