TANJUNG REDEB – Cuaca panas menyengat dalam beberapa hari terakhir mulai dikeluhkan warga Berau.
Kepala BMKG Berau, Ade Heryadi, menjelaskan, ada tiga penyebab utama meningkatnya suhu udara di Bumi Batiwakkal, yakni matahari tepat di atas Berau, langit cerah dan awan menghilang, hingga kemarau mulai tiba.
Menurutnya, fenomena ini bukan sekadar akibat cuaca biasa, melainkan didorong oleh kombinasi faktor astronomis dan atmosferis yang terjadi secara bersamaan.
“Makanya, tiga hari ke belakang ini suhu maksimum 34,8-36,4 derajat celcius,” katanya, Selasa (29/7/2025).
Ade mengatakan, posisi semu matahari sedang berada di belahan bumi utara.
Karena letak geografis Berau juga berada di utara garis khatulistiwa, maka sudut datang sinar matahari menjadi lebih tegak lurus ke permukaan tanah.
“Semakin tegak sudut datang sinar matahari, semakin besar pula energi panas yang diterima permukaan bumi. Ini membuat suhu terasa jauh lebih panas dari biasanya,” ujar Ade.
Tak hanya posisi matahari, minimnya tutupan awan juga berperan besar dalam memicu peningkatan suhu. Awan yang biasanya berfungsi seperti selimut alami, memantulkan sinar matahari dan menyerap radiasi panas bumi kini hampir tak terlihat di langit Berau.
“Karena tidak ada penghalang, panas matahari langsung menghantam permukaan bumi. Ini menyebabkan suhu siang hari cepat melonjak,” jelasnya.
BMKG juga mencatat wilayah Berau mulai memasuki awal musim kemarau. Kondisi ini ditandai dengan turunnya curah hujan, langit yang lebih cerah, dan kelembaban udara yang rendah.
“Udara kering lebih cepat menyerap panas dibanding udara lembab. Itulah kenapa meski angin sepoi-sepoi terasa, tetap saja panasnya menempel di kulit,” tambah Ade.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih bijak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, terutama antara pukul 11.00-15.00 WITA saat sinar matahari berada di titik tertinggi.
Warga juga diminta memperbanyak minum air putih dan mengurangi aktivitas berat di bawah sinar matahari langsung.
“Penting juga untuk menjaga kesehatan kulit, gunakan pelindung seperti topi atau payung saat beraktivitas di luar,” pungkasnya. (*)