JAKARTA – Masyarakat Indonesia paling pesimis soal politik dan pemerintahan, hal ini terlihat dari hasil Indeks Optimisme 2025.
Survei Indeks Optimisme 2025 menyebutkan dimensi politik dan pemerintah capai skor terendah yakni hanya 3,87, atau masuk dalam kategori pesimis.
Dimensi politik dan pemerintah selalu menjadi titik lemah optimisme publik berdasarkan hasil survei Indeks Optimisme 2025, yang dirilis oleh GoodNews From Indonesia (GNFI) bersama GoodStats.
Secara rinci, sebanyak 67,4 persen responden pesimis perilaku korupsi akan turun, 60,1 persen ragu akan transparansi pemerintahan, dan 53,3 persen pesimis akan tersedianya ruang suara masyarakat dalam kebijakan publik.
“Temuan ini bukan fenomena baru, sejak survei pertama, politik selalu menjadi titik lemah optimisme publik,” jelas survei Indeks Optimisme 2025, dikutip Berauterkini.co.id, Minggu (10/8/2025).
Dengan begitu, survei Indeks Optimisme 2025 menilai, kondisi ini seharusnya menjadi alarm keras bagi elite politik untuk bisa menjadi teladan integritas dan kembali dapat membangun kepercayaan publik.
Sementara itu, hasil skor dari dimensi lainnya bersadarkan survei indeks optimisme 2025, masih lebih baik dibandingkan dengan dimensi politik dan pemerintah. Misalnya, seperti budaya dan kreativitas yang menjadi skor tertinggi mencapai 6,75.
Kemudian, dimensi teknologi dan inovasi yang skornya mampu mencapai 6,69.
“Budaya dan Kreativitas, serta Teknologi dan Inovasi, keduanya masuk dalam kategori “optimis”. Sebanyak 70,2 persen responden optimis budaya Indonesia akan semakin mampu dikenal di kancah global, dan 66,8 persen yakin anak muda mampu memimpin inovasi digital,” jelas survei Indeks Optimisme 2025.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa publik melihat kekuatan budaya dan inovasi sebagai modal untuk bertahan di tengah ketidakpastian. Ini adalah sinyal positif bagi sektor kreatif dan teknologi Indonesia.
Selanjutnya, dimensi sosial dan toleransi mampu mencapai skor sebesar 6,06, serta kesehatan 5,52.
Lebih lanjut, juga terdapat dimensi pendidikan yang skornya mencapai 5,51, geopolitik dan hub internasional yang menembus 5,30, lalu ekonomi yang sebesar 5,16. Sedangkan skor untuk dimensi politik dan pemerintah hanya mampu menembus angka 3,87.
Pengambilan Data
Sebagai informasi, survei Indeks Optimisme 2025 dilakukan pada periode 3 Juni – 3 Juli 2025, melibatkan 1.020 responden yang tersebar secara nasional di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sumatra (21,2 persen), Jawa (61,5 persen), Kalimantan (5,8 persen), Sulawesi-Papua (7,3 persen), dan Bali-Nusa Tenggara (4,2 persen).
Responden berasal dari berbagai latar belakang demografis, dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan (58,1 persen) dan didominasi oleh kelompok usia 17-35 tahun (76,8 persen).
Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode utama, yakni survei online dan Forum Group Discussion (FGD). Skala pengukuran menggunakan Likert 1-10 dengan interpretasi skor dibagi ke dalam kategori “Sangat Pesimis” (1-2), “Pesimis” (3-4), “Netral” (5-6), “Optimis” (7-8), dan “Sangat Optimis” (9-10).