Foto: Suasana peresmian objek Ekowisata Mangrove Kampung Teluk Semanting oleh Bupati Berau bersama rombongan dari Kemenkeu RI.

BERAU TERKINI – Kolaborasi pemerintah lintas OPD berhasil menarik mata pemerintah pusat untuk menyalurkan dana corporate sosial responsibilities (CSR) perusahaan BUMN di bawah naungan Kementerian Keuangan RI.

Beberapa waktu lalu, Ekowisata Mangrove Teluk Semanting, Derawan, diresmikan oleh Bupati Berau Sri Juniarsih sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi oleh publik.

Sejak 2006 hingga saat ini, sekitar 40.000 mangrove telah ditanam. Melalui pengadaan bibit bakau oleh beberapa stakeholder. Mulai dari komunitas peduli lingkungan di Benua Etam hingga perusahaan multinasional.

Mulai dari SMI, PT GDE, Indonesia Eximbank, PT PII, SMF, IFF, Komunitas Konservasi Alam Nusantara, dan Tim Pengelola Wisata Kampung Teluk Semanting.

Objek wisata baru tersebut memilki keragaman hayati yang dapat memanjakan gairah wisata pengunjung.

Selain menyediakan keberadaan hutan mangrove dengan luas lahan sekitar 750 hektar. Terdapat juga sekitar 15 burung endemik yang hidup di hutan bakau.

“Dukungan pemerintah jelas untuk sektor wisata ini. Mulai dari DPMK, Dispar, Dinas Perikanan, dan Diskoperindag aktif sosialisasi ke masyarakat di Kampung Teluk Semanting ini,” kata Sri kepada awak media.

Selain menyiapkan wadah untuk berwisata, jajanan hingga oleh-oleh khas olahan masyarakat Derawan. Produk tersebut pun telah bersertifikat halal MUI.

Hal tersebut terbukti dari hasil pemantauannya saat pertama tiba di Teluk Semanting. Dalam gedung olahraga milik kampung, puluhan jenis produk disajikan untuk dapat dibungkus dan dijadikan oleh-oleh bagi setiap wisatawan yang berkunjung.

“Semua produk sudah berlabel halal. Itu salah satu bentuk perhatian pemerintah. Jadi produk itu juga bisa dipasarkan ke pasar nasional,” ujarnya.

Bentuk dukungan lain pemerintah yakni memberikan kebebasan bagi Badan Usaha Milik Kampung alias BUMK bersama masyarakat sekitar untuk mengelola retribusi.

Dana tersebut bakal masuk ke rekening pemerintah kampung. Kemudian dikelola oleh BUMK. Sehingga catatan pendapatan dari objek wisata tersebut tidak termasuk dalam PAD Berau ke depan.

“Jadi memang polanya memberikan kemandirian kepada kampung untuk terus berkreasi dan inovatif dalam mengembangkan wisata ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bupati perempuan pertama di Bumi Batiwakkal tersebut berpesan kepada tim pengelola untuk terus meningkatkan fasilitas di dalam objek wisata tersebut.

Dirinya yakin anggaran pembenahan dapat tertutupi melalui pendapatan retribusi biaya masuk dan parkir.

“Saya sudah beri pesan ke tim pengelola untuk jangan lelah berinovasi, demi memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung yang datang,” sebutnya.

Penting diketahui, objek wisata baru Ekowisata Mangrove Kampung Teluk Semanting menyediakan fasilitas yang memadai bagi setiap pengunjung. Mulai dari posko informasi, tempat istirahat, spot foto, menara pantau, tenda glamping, serta lintasan sepanjang 1,3 kilometer yang siap memuaskan mata pengunjung melihat keindahan yang ada di objek wisata tersebut.

Mulai dari informasi paket wisata hingga kebutuhan informasi lain dapat diakses melalui sosial media Instagram @bakauta_teluksemanting. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman