BERAU TERKINI – Surga bahari di Kabupaten Berau kembali jadi sorotan. Pantai pasir putih, laut sebening kaca, dan penyu yang berseliweran memang memikat wisatawan, tapi lonjakan kunjungan juga memicu ancaman serius: sampah plastik.

Kepala Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika, mengungkapkan pengelolaan sampah masih minim. 

“Belum ada pemilahan, semua dibuang ke TPA, sebagian dibakar, bahkan ada yang ke laut,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Data BPS Berau mencatat, 34.160 wisatawan datang ke Pulau Derawan pada 2024. Bersamaan dengan itu, jumlah penginapan dan rumah makan melonjak jadi sekitar 80 unit. 

Di satu sisi, ini menopang industri pariwisata. Namun, di sisi lain fasilitas-fasilitas tersebut menyumbang rata-rata 46 ton sampah per hari.

“Volume sampah ini adalah alarm bahaya bagi Pulau Derawan. Kami memang sangat membutuhkan pengelolaan yang lebih baik,” jelasnya.

Ancaman ini mendorong WWF Indonesia bersama Pemkab Berau membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di kampung tersebut. 

Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF Indonesia, Imam Musthofa Zainudin, menjelaskan, pihaknya dan Pemkab Berau, sejak Juni 2024 menyusun Master Plan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Pulau Derawan. Salah satu prioritasnya, membangun sistem pengelolaan sampah terintegrasi.

Dari dokumen itu, lahirlah rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kampung Pulau Derawan.

“Prosesnya dimulai dari nol. Mulai pembelian lahan 20 x 20 meter, pengurusan surat pelepasan tanah, hingga terbitnya Sertifikat Hak Pakai (SHP),” katanya.

“Perizinan yang memakan waktu lebih dari setahun kini sudah tuntas dan proyek siap dimulai,” sambungnya.

Pembangunan TPS3R dijadwalkan groundbreaking awal September.

Selain infrastruktur, akan ada dukungan alat penunjang, pelatihan pemilahan, dan pengolahan sampah bagi warga.

Tujuannya adalah mengubah pola konsumsi plastik sekali pakai, menguatkan kapasitas pengelolaan sampah mandiri, dan membuka peluang usaha berbasis ekonomi sirkular.

WWF Indonesia sendiri sudah lama mendampingi masyarakat Pulau Derawan mendorong perilaku ramah lingkungan sekaligus memperkuat inisiatif ekonomi lokal.

Langkah ini diharapkan menjadikan Kampung Pulau Derawan sebagai model pengelolaan sampah efektif untuk pulau-pulau kecil lain di Indonesia.

“Ini bukan sekadar fasilitas teknis, TPS3R adalah simbol komitmen bersama antara masyarakat, pemerintah, dan mitra pembangunan, untuk memastikan Derawan tetap menjadi destinasi bahari yang bersih, lestari, dan bertanggung jawab,” pungkasnya. (*)