TANJUNG REDEB–Jumlah populasi terus bertambah, Puskesmas Segah, Kecamatan Segah kekurangan ruang rawat inap. Disebutkan Kepala Puskesmas Segah Aras, dari empat ruang rawat inap yang dimiliki hanya satu yang beroperasi. Sisanya digunakan untuk gudang, aula dan ruang staf.
Mengacu dari pertumbuhan populasi penduduk yang sudah mencapai 15 ribu jiwa. Serta hasil rapat bersama Dinas Kesehatan Berau, sudah selayaknya Puskesmas Segah menambah ruang rawat inap.
“Selama ini memang sudah ada layanan rawat inap tapi tidak maksimal karena jumlah SDM yang terbatas. Karena selain mereka juga harus melaksanakan program puskesmas yang lain, tapi juga harus melayani rawat inap kasian nakesnya,” katanya Minggu, 20 Juni 2021.
Dengan adanya dua Puskesmas induk yang melayani beberapa kampung pedalaman. Keberadaan Puskesmas Segah dinilai paling cocok untuk melayani rujukan puskesmas lain. Sehingga memang butuh tenaga dan fasilitas rawat inap yang memadai.
Kata Aras, berdasarkan hasil komunikasi dengan Dinas Kesehatan kemungkinan tercepat baru tahun 2022 akan dilakukan perekrutan khusus tenaga rawat inap.
“Jarak yang jauh dari rumah sakit yang ada di pusat kota dan juga populasi yang semakin besar mendorong penyediaan layanan rawat inap sangat dibutuhkan,”sebutnya.
Kemudian, lanjut dia, sebagian besar penduduk Kecamatan Segah itu merupakan para pencari kerja di sejumlah perkebunan kelapa sawit. Dengan resiko kerja yang cukup tinggi.
Kendati di perusahaan mereka ada klinik kesehatan. Tetapi layanan lanjutan akan tetap dilakukan di Puskesmas Kecamatan Segah. Karena memiliki Sumber daya manusia dan peralatan yang jauh lebih baik.
“Karena cuman ruang rawat inap hanya satu yang aktif saat ini dari empat ruangan yang ada, tidak heran Puskesmas kami jadi yang paling banyak membawa pasien rujukan ke RSUD dr Abdul Rivai se-Berau. Yang semestinya bisa ditangani disini kalau ruangan dan SDM memadai,” bebernya.
Bukan hanya layanan rawat inap, penambahan ambulan juga sangat penting. Sebab, dua unit ambulan yang ada saat ini sudah tidak layak. Satu ambulan rusak dan satu ambulan juga sudah mulai rusak karena terlalu diforsir untuk pelayanan.
“Satu ambulan untuk layanan ke pustu-pustu, ya juga untuk rujukan, ya juga untuk jemput pasien sakit. Jadi kami juga perlu satu ambulan tambahan minimal ada stanby di kantor kalau satu ambulan sedang dinas lain,” tutupnya. (*)
Editor : Boby Lalowang