Sangatta – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang luas, dengan 18 kecamatan, menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan dokter spesialis. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Novel Tyty Paemboman, mengungkapkan kekhawatiran mengenai kekurangan dokter spesialis di wilayah tersebut dan mendorong pemerintah untuk memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik bagi tenaga medis tersebut.

“Saya mendengar bahwa kadang-kadang dokter spesialis tidak betah bertugas di sini karena jaminan hidup mereka tidak sesuai harapan,” kata Novel.

Ia menekankan pentingnya menjamin kehidupan dokter spesialis agar mereka bisa bertahan dan memberikan layanan kesehatan yang optimal di Kutim.

Novel juga mengingatkan bahwa setiap kecamatan harus memiliki Puskesmas yang representatif. Puskesmas yang memadai harus dilengkapi dengan SDM, obat-obatan, dan sarana prasarana yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Puskesmas harus dibangun sesuai rekomendasi konsultan kesehatan, dengan tata ruang yang baik. Membangun Puskesmas dan RS tidak bisa sembarangan,” ujarnya.

Selain itu, Novel menyebutkan langkah Pemkab Kutim dalam membangun Rumah Sakit (RS) Pratama di dua kecamatan, yaitu Muara Bengkal dan Sangkulirang, sebagai upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan.

“RS Pratama di Sangkulirang, misalnya, melayani kecamatan-kecamatan terdekat seperti Sangkulirang, Kaliorang, dan Kaubun,” jelas Novel.

RS Pratama dirancang untuk menangani kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas, sehingga pasien tidak perlu dirujuk jauh-jauh ke ibu kota kabupaten.

“Ini penting agar pasien tidak mengalami kesulitan akses dan penanganan cepat bisa dilakukan di lokasi yang lebih dekat,” sambungnya.

Novel menegaskan bahwa keberadaan RS Pratama akan sangat membantu dalam penanganan kasus darurat, sehingga mengurangi risiko dan mempercepat waktu penanganan.

“Dengan adanya RS Pratama di Sangkulirang dan Muara Bengkal, diharapkan pelayanan kesehatan di Kutim dapat meningkat secara signifikan,” pungkasnya. (Adv)