Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Dalam kunjungan kerja (kunker) di Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Madri Pani, banyak mendapatkan keluhan dari warga setempat, mulai dari abrasi, peningkatan jalan hingga jaringan internet.

Menurut Madri Pani, kunker ke Maratua karena ingin mendengar langsung aspirasi warga di salah satu pulau terluar di Indonesia tersebut.

Di usia Indonesia yang nyaris 79 tahun, masih ada daerah di wilayah Berau yang masih kesulitan dengan jaringan internet.

Salah satu keluhan ini dianggapnya cukup miris, di saat pimpinan daerah, sibuk memasang ribuan wifi di perkotaan.

“Sebagai wakil rakyat, ingin membantu. Apalagi disampaikan bahwa usulan-usulan ini selalu dimasukan dalam Musrenbang, tapi belum ada yang terealisasi,” ucap Madri, Minggu (14/7/2024).

Sebagai wakil rakyat, Madri tidak ingin persoalan infrastruktur mendasar hingga terkait pariwisata di Pulau Maratua tersebut terus dikeluhkan.

Warga meminta, agar DPRD Berau terus mendorong kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, agar segera dilakukan penanganan abrasi pantai dengan membangunkan pemecah gelombang di sepanjang bibir Pantai Teluk Harapan.

Madri bilang, Maratua sebagai destinasi wisata andalan Bumi Batiwakkal masih jauh dari kata merdeka.

Bahkan, hal mendasar seperti jaringan internet dan juga air bersih masih menjadi kebutuhan yang sangat mahal di kecamatan tersebut.

“Tahun ini Indonesia berusia 79 tahun merdeka, tapi masyarakat di sini belum merasakan benar-benar merdeka,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua RT 02 Kampung Teluk Harapan, Maratua, Imarsyah, mengeluhkan soal abrasi di kampung tersebut. Potensi abrasi sangat besar mengancam keberadaan air bersih di kampung itu.

“Kami minta, agar persoalan abrasi ini bisa diperhatikan lebih serius,” katanya saat berbincang dengan Ketua DPRD Madri Pani. (*)