Foto: Aksi unjuk rasa belasan mahasiswa Berau di depan kantor gubernur Kaltim Kamis (27/07/2023). 

SAMARINDA – Keluarga Pelajar Mahasiswa Kabupaten Berau (KPMKB) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Kaltim, pada Kamis (27/03/2027).  Mereka menuntut penurunan harga tiket pesawat agar mahasiswa yang ingin pulang ke kampung halaman tidak terkendala oleh biaya yang mahal.

Ketua KPMKB Samarinda, Rijal, mengungkapkan bahwa mahalnya harga tiket pesawat tidak hanya menghambat arus mudik libur mahasiswa dari luar Berau, tetapi juga berdampak pada jumlah wisatawan yang masuk ke Berau melalui jalur udara.

Selain itu, rijal mengklaim kondisi inipun berdampak pada meningkatnya biaya perjalanan dinas Pemerintah Kabupaten Berau akibat mahalnya tiket pesawat.

“Harga tiket yang mahal membuat biaya perjalanan dinas Pemerintah Kabupaten Berau meningkat secara drastis. Ironisnya, yang diuntungkan hanyalah maskapai tertentu,” ujar Rizal.

Rijal menyebut, Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 106 Tahun 2019 Tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Pada jenis pesawat propeler dengan kapasitas lebih dari 30 seat, harga tiket penerbangan Balikpapan-Berau memiliki batas atas sebesar Rp1.270.000 dan batas bawah sebesar Rp445.000.

Sementara itu, harga tiket penerbangan Berau-Samarinda memiliki batas atas sebesar Rp978.000 dan batas bawah sebesar Rp342.000.

“Tapi fakta yang terjadi saat ini tidak demikian. Harga tiket dari Berau ke Balikpapan maupun sebaliknya. Nyaris menyentuh angka 2 juta,”tegasnya.

Kondisi inipun dinilai rijal sebagai sebuah malapetaka bagi Kabupaten Berau jika tidak segera ditangani dengan serius. Sebab akan berdampak serius pada kunjungan wisatawan ke Berau.

Bagi warga Balikpapan maupun Samarinda akan lebih baik berlibur ke Pulau Jawa daripada ke Berau. Sebab harga tiket pesawat tidak berbeda jauh.

“Sudah saya survei ke beberapa warga Samarinda ini, daripada ke berau lebih baik ke Jogja atau ke Surabaya atau Bali. Karena harga tiketnya beda tipis  dan lokasi wisata sudah pasti bagus,”bebernya.

Aksi yang dilaksanakan dbawah terik matahari itupun menuntut beberapa hal kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Berau, yaitu mendesak Gubernur Kaltim dan Bupati Berau untuk segera menekan harga tiket pesawat dari dan menuju Berau.

Selain itu, mereka juga mendesak agar pemerintah meminta maskapai penerbangan untuk menyampaikan transparansi dalam menentukan harga tiket secara publik dan tertulis. Terakhir, KPMKB menekankan perlunya tindakan konkret dan serius dari Gubernur Kaltim dan Bupati Berau dalam menyelesaikan permasalahan tingginya harga tiket pesawat yang diduga terkait dengan adanya mafia tiket.

“Masyarakat menantikan langkah nyata yang akan diambil oleh pemerintah untuk menanggapi keluhan ini demi kesejahteraan masyarakat Berau dan kelancaran arus transportasi udara di wilayah tersebut,”tegasnya lagi.

Selain menyampaikan 5 tuntutan,  KPMKB secara khusus juga memberikan sertifikat penghargaan kepada Bupati Sri Juniarsih sebagai bentuk apresiasi atas kegagalan pemerintah menekan harga tiket pesawat. (*)

Reporter: Sulaiman