Foto: Kondisi terkini proyek pengerjaan Revitalisasi Pedestarian Tepian Jalan Ahmad Yani.

TANJUNG REDEB – Proyek revitalisasi kawasan tepian Jalan Ahmad Yani, Tanjung Redeb mengorbankan puluhan pohon peneduh yang tingginya sudah mencapai 4 meter.

Namun, pohon tanjung yang ditebang itu kabarnya akan diganti dengan jenis pohon peneduh lain, sesuai dengan rencana proyek tersebut.

Saat dikonfirmasi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Revitalisasi Tepian Jalan Antasari sampai Ahmad Yani, Charles, menyatakan Pohon Tanjung yang tertanam saat ini tidak sesuai dengan rencana pengerjaan proyek tersebut.

Sehingga, pohon yang ada saat ini akan digantikan dengan pohon peneduh lain. Seperti Sepatu Dea, Bulai, Ketapang Kencana dan Bungur.

“Iya pohon itu kami relokasi, pindahkan ke tempat sementara,” kata Charles, kepada Berau Terkini melalui sambungan telepon seluler, pada Jumat (1/9/2023).

Pohon baru tersebut didatangkan langsung dari Kediri, Jawa Timur. Ia mengakui, saat ini pohon itu masih dalam proses pemesanan. Nantinya, bibit pohon-pohon baru tersebut akan melewati masa persemaian sekira dua bulan setelah didatangkan.

Dia memastikan, pemasangan pohon baru akan berlangsung setelah pot yang terdapat dalam desain proyek rampung. Ditanam secara bertahap, sesuai dengan progres di lapangan.

“Iya kami akan tanam nanti setelah di semai. Tunggu akar pohonnya sudah kokoh, dan diameter pohon sudah mencukupi,” ujar dia.

Sementara, Pohon Tanjung yang telah ditebangi tersebut akan dipilah lagi. Bakal ada yang ditanam kembali. Sisanya, bila tidak cocok dan mengurangi estetika pedestarian, pohon itu akan dibuang dan tak digunakan lagi.

“Nanti kami pilah. Kalau cocok kami tanam kembali,” ucap dia.

Charles pun mengakui, bila penebangan tersebut belum melalui proses izin dari Bupati Berau, Sri Juniarsih. Sehingga pada Senin (4/9/2023) nanti, dirinya baru akan mengawal surat tersebut untuk dapat ditandatangani oleh bupati.

Meski begitu, dirinya memastikan saat ini dirinya telah mengantongi persetujuan dari kepala Dinas PUPR Berau.

“Senin nanti lah kami garap izin itu, kalau pekan ini gak sempat,” ujarnya.

Sebagai informasi, proyek itu telah berjalan sejak 5 Juli 2023 lalu dan menelan anggaran pemerintah sebesar Rp 27 miliar. Dengan panjang pengerjaan 400 meter.

Diketahui, proyek itu meniru konsep tata kota yang ada di sepanjang Jalan Malioboro, Jogjakarta, Jawa Tengah. Dengan menonjolkan sisi kearifan lokal Berau. (*)

Reporter: Sulaiman