TEHERAN – Konflik antara Iran dengan Israel terus memanas. Kini giliran Iran melancarkan serangan balasan ke Israel.
Serangan rudal Iran menargetkan sejumlah kota di Israel seperti Haifa dan Tel Aviv pada Sabtu (14/6/2025) malam. Dalam serangan balasan Iran itu setidaknya 10 orang menjadi korban.
Serangan balasan Iran ini dilakukan usai Israel menyerang sejumlah fasilitas militer dan lokasi pengolahan nuklir di Teheran, Iran pada
Dikutip Beritsatu dari media Israel menyebutkan, serangan Iran ke Israel merupakan salah satu serangan langsung Iran yang paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi menyatakan, tidak ada dasar untuk melanjutkan diplomasi dengan Israel sebab Israel terus melancarkan serangan brutal.
“Kami tidak bisa duduk di meja perundingan dengan pihak yang secara aktif menyerang rakyat dan infrastruktur kami. Serangan ini tidak bisa dibenarkan, dan kami tidak akan melanjutkan pembicaraan dalam kondisi seperti ini,” ujar Araghchi dalam pernyataan resmi, dilansir Beritasatu dikutip dari Aljazeera, Minggu (15/6/2025).
Hal itu pun menimbulkan kekhawatiran serius di komunitas internasional mengenai masa depan kesepakatan nuklir Iran, yang selama ini menjadi jangkar stabilitas regional.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, dirinya telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait konflik Iran-Israel dan situasi di Ukraina.
Dalam unggahannya di media sosial, Trump mengungkapkan, kedua pemimpin sepakat perang ini harus dihentikan.
Beberapa negara seperti, Turki, Prancis, dan China telah mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri, serta membuka jalur diplomasi.
Namun, dengan Iran membatalkan perundingan nuklir dan Israel bertekad melanjutkan operasi militernya, peluang untuk meredakan konflik tampaknya kian menipis.