GUNUNG TABUR – Stunting masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia termasuk di Berau. Menurut Kementerian Kesehatan, pravelensi angka stunting nasional memang turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Akan tetapi, angka stunting di Kaltim pravelensinya masih tinggi yaitu 23,9 persen sementara Berau sebesar 23 persen pada 2023.
Melihat hal tersebut, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) Jobsite Lati kembali berkolaborasi lintas sektor. Perusahaan berkolaborasi bersama Kecamatan Gunung Tabur, Puskesmas Gunung Tabur, serta Puskesmas Merancang dalam upaya menurunkan angka stunting di kampung lingkar tambang. Kolaborasi ini terwujud dalam program “Intervensi Gizi pada Ibu Hamil KEK dan ibu beresiko tinggi sebagai Upaya Pencegahan dan Penurunan Angka Anak Stunting di Kecamatan Gunung Tabur.”
Program dimulai (kick off) pada Selasa, 25 Juni 2024, di halaman Museum Kesultanan Gunung Tabur. Sebanyak 200-an orang hadir dalam kick off program sekaligus memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh pada 29 Juni 2024. Tema Harganas tahun ini berkaitan dengan pencegahan stunting. Mereka yang hadir adalah kader posyandu, bidan, penyuluh stunting di setiap kampung, seluruh kepala kampung, dan ketua TP PKK se-Kecamatan Gunung Tabur.
Erwin Hamonangan Gultom, Superintendent Industrial dan External Relations BUMA Lati, menjelaskan bahwa target program ini adalah ibu hamil berisiko tinggi di kampung lingkar tambang. Menurut data per Mei 2024, sebanyak 22 ibu hamil berisiko di Merancang dan 19 ibu hamil berisiko di Gunung Tabur.
Para ibu sedianya akan mendapat paket pemberian makanan tambahan (PMT) yang merupakan asupan nutrisi ibu hamil dengan berbagai menu yang telah dikoordinasikan dengan ahli gizi. Setiap hari selama 120 hari atau empat bulan sesuai dengan petunjuk teknis tenaga kesehatan, semua ibu hamil diberikan PMT. Para ibu kemudian dimonitor kondisinya setiap dua minggu dan diperiksa di puskesmas setiap bulan.
Melalui program ini, jelas Erwin, kebutuhan gizi yang seimbang bagi ibu hamil berisiko tinggi dapat dipenuhi. Sekaligus pula, menekan kenaikan angka stunting di kampung lingkar tambang.
“Targetnya adalah 80 persen ibu hamil yang menerima PMT tidak melahirkan anak stunting,” sambung Erwin.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, bersama Wakil Bupati Gamalis selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Berau, turut hadir dalam kick off program intervensi gizi bagi ibu hamil ini. Bupati mengapresiasi inisiatif PT BUMA dalam upaya pencegahan stunting. Inisiatif itu disebut sebagai wujud komitmen, konsistensi, dan keseriusan terhadap pencegahan dan penanggulangan stunting di Berau, khususnya di wilayah Gunung Tabur.
“Saya berharap, kegiatan ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain,” pesan Sri Juniarsih dalam kick off program tersebut.
Pada 2023, sebagai informasi, Kecamatan Gunung Tabur memiliki tiga kampung fokus stunting. Ketiganya adalah Kampung Gunung Tabur dengan prevalensi 30,09 persen, Kampung Maluang 33,75 persen, dan Kampung Melati Jaya 28,57 persen.
Jumlah kasus stunting di Kampung Gunung Tabur adalah 96 anak, Kampung Maluang 81 anak, dan Kampung Melati Jaya 20 anak. Adapun jumlah keluarga yang berisiko stunting di Kecamatan Gunung Tabur mencapai 685 keluarga yang merupakan tertinggi ketiga setelah Sambaliung dan Tanjung Redeb.
BUMA terus terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan termasuk menurunkan angka stunting di kampung lingkar tambang. Kembali ke Erwin mewakili perusahaan, ia mengatakan bahwa upaya tersebut telah berjalan sejak 2020 di Kecamatan Gunung Tabur. Pada 2020, perusahaan memberi dukungan renovasi infrastruktur lima toilet dan jamban bersih di KAT Km 2 Sambakungan.
Selanjutnya pada 2023 hingga awal 2024, BUMA berkolaborasi dengan berbagi pihak untuk memberi edukasi dan dukungan PMT kepada anak berisiko stunting di Kampung Maluang. Sebanyak 10 balita mendapat PMT selama 47 hari penuh. Hasilnya adalah 80 persen anak penerima manfaat mengalami kenaikan berat badan.
Selain itu, pada 2024, perusahaan juga berkolaborasi dalam edukasi dan PMT sekaligus pemeriksaan anemia kepada 43 remaja siswi SMK 6 Berau. Hasilnya adalah 58 persen siswi normal dan 42 persen siswi mengalami anemia ringan.
Sementara itu, Camat Gunung Tabur Lutfi Hidayat memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada BUMA LMO melalui program intervensi Gizi dan Edukasi kepada Ibu Hamil KEK dan berisiko dalam rangka mengurangi prevelensi Stunting.
Menurutnya, apa yang dilakukan perusahaan ini merupakan kolaborasi dan kemitraan yang efektif dalam penanganan stunting. Apalagi, ini menjadi harapan dari bupati Sri Juniarsih dalam menekan angka stunting di Berau.
“Melalui PMT dan Edukasi tentang Gizi seimbang. memberikan akses terhadap makanan bergizi bagi Bumil utk dapat memastikan pertumbuhan yang optimal bagi ibu hamil di Gunung Tabur,”tandasnya. (*)