TANJUNG REDEB – PT Berau Coal kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Berau melalui kegiatan bakti sosial bertajuk operasi katarak dan penanganan penyakit lainnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara PT Berau Coal, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Kesehatan, Kodim 09/02 Berau, RSUD Dr. Abdul Rivai, dan Rumah Sehat Baznas (RSB) Berau.
Bakti sosial ini menjadi kegiatan kedua yang dilaksanakan oleh PT Berau Coal dengan cakupan yang lebih luas. Jika sebelumnya hanya berfokus pada operasi katarak, kali ini layanan kesehatan gratis juga meliputi operasi hernia, bibir sumbing, dan penanganan benjolan.
Community Development Manager PT Berau Coal, Reza Hermawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini awalnya direncanakan pada pertengahan tahun 2024. Namun, karena memerlukan persiapan yang lebih matang, pelaksanaannya dijadwalkan ulang menjadi awal tahun 2025.
“Tujuan kami adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap. Proses screening dimulai sejak 14 Januari untuk penyakit lain seperti hernia dan benjolan. Sedangkan hari ini, khusus dilakukan screening untuk katarak,” ujar Reza pada Berauterkini.co.id, Sabtu (18/1/2025).
Operasi katarak akan dijadwalkan pada 25 Januari 2025, sementara screening hernia dan benjolan telah dilakukan. Untuk pasien bibir sumbing, mereka akan dirujuk ke Jakarta untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pada kegiatan serupa di tahun 2023 lalu, pihaknya melakukan screening kepada 500 orang dan berhasil melakukan operasi kepada 120 penerima manfaat. Untuk tahun ini, pasien yang mengikuti tahap screening katarak berjumlah 265 orang, dan pasiennya tidak hanya dari Berau, tetapi juga dari Kecamatan Kongbeng (Kutim) dan Kaltara.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan bakti sosial ini. Pemkab Berau melalui Dinas Kesehatan juga berkontribusi aktif dengan mengerahkan seluruh puskesmas di Berau untuk menjaring peserta.
Selain itu, Kodim 09/02 Berau memobilisasi anggotanya dalam penjaringan peserta dari seluruh kecamatan, serta membantu pengawalan masyarakat ke lokasi screening di SM Tower. Dukungan dari RSUD Dr. Abdul Rivai sebagai mitra pelaksana dan Rumah Sehat BAZNAS semakin memperkuat kelancaran kegiatan.
Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, dr. Ruth, menjelaskan bahwa proses screening menjadi tahapan penting untuk memastikan kesiapan peserta menjalani operasi. Namun, tidak semua yang telah di-screening akan dioperasi.
“Hari ini kami fokus pada screening katarak. Proses ini sangat penting untuk menentukan apakah pasien dapat menjalani operasi pada hari H,” jelasnya.
Ada beberapa kondisi, seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, atau tekanan bola mata yang perlu ditangani lebih dulu sebelum operasi. Jika memungkinkan, kondisi ini bisa diterapi dalam waktu seminggu.
Ia juga menambahkan bahwa berdasarkan evaluasi kegiatan tahun sebelumnya, banyak masyarakat Berau membutuhkan layanan kesehatan lainnya, seperti penanganan hernia dan benjolan.
“Kami berharap masyarakat Berau semakin sehat, sejahtera, dan memiliki harapan hidup yang lebih panjang melalui gaya hidup yang lebih baik,” tambahnya.
Perwakilan Tim Rumah Sehat Baznas Berau, dr. Yulina, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan hari ini sudah disiapkan sejak sebulan lalu bersama PT Berau Coal dan mitra kerja. Dalam screening tersebut, beberapa pasien Mustahik RSB juga terlibat, antara lain dua Mustahik ikut operasi hernia dan satu lainnya operasi katarak.
“Pasien-pasien kami dari golongan fakir miskin sangat membutuhkan kegiatan-kegiatan sosial seperti ini, karena bisa dibantu. Semua pelaksanaannya gratis. Tidak ada biaya sama sekali,” katanya.
Jika jumlah pasien katarak lebih dari 150 orang, operasi akan dilakukan dalam dua hari penuh di Rumah Sehat Baznas Berau yang berlokasi di Jalan S.A. Maulana.
“Kegiatan ini benar-benar memberikan manfaat besar, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu,” tambahnya.
Mulidawati (53), warga Kampung Batu Putih, adalah salah satu peserta yang merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa gangguan penglihatan yang dialaminya selama ini sangat menghambat aktivitas sehari-hari.
“Pandangan saya sering buram, terutama kalau terkena sinar matahari. Ini membuat saya sulit menjalankan kegiatan sehari-hari. Sebelumnya saya pernah mencoba ikut operasi, tapi waktu itu tekanan darah saya tinggi, jadi tidak bisa. Alhamdulillah, kali ini saya lolos screening,” cerita Mulidawati.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini karena ia bisa menjalani operasi.
“Semoga saya bisa melihat lebih jelas lagi dan menjalani kehidupan lebih baik,” tambahnya. (ADV)