Reporter :
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,– Kista ovarium menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh wanita, khususnya di rentang usia 20 hingga 30 tahun. Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie, mengimbau agar para wanita di usia tersebut lebih waspada terhadap gejala-gejala yang mungkin timbul akibat kista ovarium.

Dalam wawancara bersama Berauterkini.co.id, Lamlay menjelaskan tentang pentingnya deteksi dini dan langkah pencegahan yang dapat diambil.

Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang berkembang di ovarium (indung telur). Meskipun banyak wanita yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kista, namun beberapa gejala dapat menjadi tanda bahwa seseorang terkena kondisi ini.

“Wanita di usia produktif sangat rentan mengalami kista ovarium, dan penting untuk mengenali gejala sejak dini,”ungkapnya.

Kista ovarium dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.

Beberapa kista dapat berkembang menjadi lebih besar dan menimbulkan rasa sakit, bahkan mempengaruhi kesuburan wanita.

Oleh karena itu, deteksi dini dan pencegahan sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

Gejala Kista Ovarium pada Wanita Usia 20-30 Tahun

Menurut Lamlay, beberapa gejala yang perlu diperhatikan oleh wanita di usia 20-30 tahun antara lain:

  1. Nyeri panggul: Rasa nyeri di area panggul atau perut bawah yang terkadang bisa terasa sangat tajam.
  2. Perubahan siklus menstruasi: Menstruasi yang tidak teratur atau perubahan signifikan dalam durasi dan intensitas haid.
  3. Rasa kenyang cepat: Wanita yang menderita kista mungkin merasa kenyang lebih cepat meskipun makan dalam jumlah sedikit.
  4. Gangguan buang air kecil: Merasa tertekan atau sering buang air kecil lebih dari biasanya.
  5. Nyeri saat berhubungan seksual: Kista dapat menyebabkan rasa sakit saat melakukan hubungan seksual.

Lamlay mengingatkan bahwa tidak semua kista menimbulkan gejala, namun apabila mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke tenaga medis.

Pemeriksaan kesehatan dan deteksi dini kista ovarium dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit yang ada di Kabupaten Berau. Lamlay menyarankan agar wanita di usia 20-30 tahun rutin memeriksakan kesehatannya, terutama jika merasakan gejala-gejala tersebut.

Pemeriksaan dapat dilakukan kapan saja jika diperlukan, namun disarankan untuk melakukannya setidaknya setahun sekali.

Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kesehatan Berau bekerja sama dengan tenaga medis, klinik, dan rumah sakit untuk menyebarkan informasi mengenai kista ovarium dan pentingnya deteksi dini.

Para dokter spesialis kandungan juga dilibatkan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat.

Selain itu, Lamlay juga mengajak masyarakat, khususnya wanita usia 20-30 tahun, untuk lebih peduli terhadap kesehatan reproduksi mereka. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Menjaga pola makan sehat: Mengonsumsi makanan bergizi, menghindari makanan olahan, dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
  2. Olahraga teratur: Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan mencegah perkembangan kista.
  3. Mengelola stres: Stres berlebihan dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan, termasuk kista.
  4. Pemeriksaan rutin: Memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan untuk deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan reproduksi.
  5. Menghindari kebiasaan buruk: Seperti merokok atau konsumsi alkohol yang dapat berisiko memengaruhi keseimbangan hormon tubuh.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan wanita dapat lebih terlindungi dari masalah kista ovarium. Pemerintah Kabupaten Berau juga menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat.

“Deteksi dini kista sangat penting. Semakin cepat diketahui, semakin cepat juga penanganannya,” tambah Lamlay.

Dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia, diharapkan masyarakat lebih peduli dengan kesehatan mereka dan melakukan pencegahan serta deteksi dini untuk menghindari komplikasi yang lebih serius.(*adv)