Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,- Pemkab Berau berhasil keluar dari keterpurukan investasi sejak tiga tahun terakhir. Pada tahun 2023, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP Berau) mencatat surplus investasi hingga 110 persen dari tahun 2022.

Penata Kelola PM Ahli Madya DPMPTSP Berau, Mukri, membeberkan data investasi di Berau selama tiga tahun terakhir, terutama dalam fase pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Pada tahun 2022, DPMPTSP menargetkan nilai investasi sebesar Rp4 triliun untuk sektor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan US$ 38 juta untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dengan kurs Rp14.350. Namun, realisasi investasi PMDN  hanya mencapai Rp2,6 triliun selama empat triwulan, sedangkan PMA berhasil mencapai US$48 juta, atau meningkat 27 persen dari target.

Secara rata-rata, total investasi PMA dan PMDN pada tahun tersebut mencapai Rp3,3 triliun, setara dengan 75 persen dari target. Mukri menjelaskan, tantangan yang dihadapi pada tahun itu adalah kurangnya pemahaman pengusaha tentang pola pelaporan kegiatan penanaman modal (LKPM).

Sektor Penyumbang Investasi Terbesar

Pada 2022, sektor pertambangan menjadi penyumbang investasi terbesar, mencapai Rp133,5 miliar, diikuti oleh sektor perkebunan dengan Rp58,8 miliar, dan kehutanan sebesar Rp2 miliar. Sektor industri makanan menyumbang Rp34 miliar, sedangkan sektor perdagangan dan reparasi menyumbang Rp3,8 miliar. Hotel dan restoran serta sektor transportasi juga berkontribusi dengan Rp500 juta dan Rp47,5 miliar, masing-masing.

Investasi PMA pada tahun yang sama juga menunjukkan peningkatan, dengan sektor pertambangan menyumbang US$ 1,3 juta, perkebunan US$ 1 juta, dan industri makanan US$ 891 ribu.

Pencapaian Investasi 2023

Pada tahun 2023, pencapaian investasi meningkat signifikan. Dari target investasi PMDN senilai Rp3,5 triliun, realisasi mencapai Rp5,5 triliun, setara 121 persen. Sementara itu, PMA hanya mencapai 69 persen dari target, dengan realisasi US$47 juta dari target US$67,5 juta.

Namun, jika diakumulasi, pencapaian total investasi melampaui target dengan rata-rata Rp4,5 triliun.

Sektor pertambangan mendominasi dengan nilai investasi Rp611 miliar, diikuti sektor perkebunan dan pangan Rp427 miliar, serta kehutanan Rp6 miliar.

Sektor industri kayu dan makanan masing-masing mencatat investasi Rp448 miliar dan Rp303 miliar.

Tantangan dan Harapan di Tahun 2024

Mukri mengungkapkan bahwa masih terdapat beberapa perusahaan yang mengalami kekeliruan dalam pengisian LKPM, yang berdampak pada nilai realisasi. Meskipun demikian, DPMPTSP terus memberikan pendampingan.

Untuk tahun 2024, target investasi yang ditetapkan Pemprov Kaltim mencapai Rp5,7 triliun. Hingga triwulan III, target tersebut belum terpenuhi, tetapi pihaknya optimis bisa melampaui target seiring dengan program intervensi pelaporan yang terus digalakkan.

“Kami melakukan sosialisasi langsung kepada investor daerah untuk mengurus LKPM,” ujar Mukri. Ia menambahkan bahwa berdasarkan tren pelaporan, investor biasanya aktif memberikan laporan pada triwulan IV, sehingga potensi pencapaian target masih dianggap memungkinkan.

“Kami tetap optimis, investasi tahun ini akan melampaui target,” tuturnya. (*)