Pemerintah melakukan sidak di agen penyalur gas “melon” di daeraah Gunung Tabur.
TANJUNG REDEB – Kapolres Berau AKBP Steyven Jhonly Manopo, menegaskan apabila masyarakat menemukan atau mengetahui ada pendistribusian gas 3 kilogram yang harganya mahal, dipersilakan melapor kepada pihak kepolisian.
Ultimatum itu sasarannya kepada para pelaku usaha gas di wilayah “Bumi Batiwakkal” yang beberapa hari ini harga gas “melon” kian menggila, yakni naik hingga 100 persen lebih, yaitu mencapai 40 – 45 ribu rupiah per 1 tabung, bahkan lebih.
Menurut pantauan awak berauterkini.c0.id, di level pengecer harga gas melon mencapai 40 ribu rupiah.
Bahkan, tidak sedikit warganet melaporkan membeli gas “melon” sampai Rp 50 ribu per tabung. Padahal, untuk harga normal biasanya hanya sekitar 34 sampai 35 ribu rupiah/tabung.
Lonjakan harga tersebut menjadi catatan tebal pihak kepolisian. Diduga terdapat “permainan” harga yang dinaikkan tanpa mengikuti ketentuan harga pasar pada umumnya alias harga eceran tertinggi (HET).
“Bisa kami kenakan sanksi pidana atau administrasi,” tegas Steyven Jhonly, kepada berauterkini.co.id.
Ditegaskan, pihak kepolisian sedang melakukan pemantauan aktivitas perdagangan gas “melon” di Berau.
Karena itu, pihaknya mengingatkan kepada pelaku usaha. Jangan sampai tersangkut kasus pidana, lantaran melakukan penimbunan.
“Apalagi kalau sampai menimbun. Itu pidana. Anggota kami memantau terus situasi lapangan,” ujarnya.
Agar pihak PT Pertamina sebagai induk industri pengolahan minyak dan gas, diminta untuk memberikan sanksi berat kepada pelaku usaha yang terbukti bandel.
Sanksi tersebut dapat berupa pemberhentian kemitraan. Namun, sambungnya, tergantung dari kesepakatan bisnis yang dibangun antara Pertamina dan pelaku usaha keagenan gas di Berau.
“Kasih sanksi. Itu bentuk keadilan untuk masyarakat, bagi agen atau pangkalan yang bandel,” ujarnya.
Polisi berpangkat melati dua itupun, meminta kepada masyarakat untuk bisa proaktif memberikan laporan kepada pihak kepolisian. Bila ke depan terjadi peningkatan harga yang signifikan yang di jual dipasaran.
“Silakan lapor ke kami. Kami terus monitor,” tegasnya lagi.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Anugerah Semoga Jaya Adrian Bustani, saat dikonfirmasi terkait kenaikan harga gas melon mulai musim libur natal dan tahun baru lalu, merupakan dampak dari tingginya kebutuhan gas melon di hari libur tersebut.
Adrian menduga, banyak pihak yang berlaku seenaknya dengan tiba-tiba menaikkan harga eceran gas 3 kg, karena kebutuhan pasar sedang tinggi di musim liburan tersebut.
“Ini suplay and demand. Tapi kalau pangkalan kami, sejauh ini semuanya tertib,” ujarnya.
Sebagai informasi, dalam setahun sebanyak 50 ribu gas 3 kg didistribusikan PT Anugerah Semoga Jaya untuk warga di kawasan perkotaan hingga daerah pesisir Berau.
Jatahnya dibagi ke pangkalan dengan jumlah tertinggi sebanyak 3 ribu tabung dan terendah sebanyak 150 tabung untuk satu pangkalan. (*)
Reporter : Sulaiman
Editor : s4h