TANJUNG REDEB – Bertambahnya kampung-kampung rawan pangan di Berau mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua Komisi II DPRD Berau, Wendy Lie Jaya. Kondisi itu menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup masyrakat banyak.
Berdasarkan data Dinas Pangan Berau beberapa waktu lalu, wilayah rawan pangan di Kabupaten Berau mengalami peningkatan pada 2022 sebanyak 14 wilayah. Padahal sebelumnya pada 2021 hanya ada dua wilayah saja.
“Tentunya ada penyebab, kenapa wilayah rawan pangan di daerah kita bertambah. Semua ada indikator dalam penilaiannya dan dalam lima tahun terakhir metodenya tidak berubah,” ungkap Wendy.
Politikus Partai Nasdem ini menegaskan sudah sering kali menyampaikan di forum bahwa dalam pembangunan tidak hanya berupa fisik semata, tetapi termasuk ketahanan pangan yang mesti direncanakan dengan baik melalui program-program yang benar.
“Terkait ketahanan pangan tidak bisa kita anggap enteng, kita perlu berikan perhatian khusus lewat program-program yang tepat untuk menangani hal tersebut,” tegasnya.
Penanganan daerah rawan pangan ia nilai penting dan perlu direncanakan dengan baik. Wendy mencontohkan, di 2022 kemarin Kampung Semurut masuk sebagai wilayah rawan pangan, padahal Kampung Semurut itu sendiri merupakan wilayah yang dikenal dengan daerah persawahannya.
“Bisa dicek program unggulan apa yang telah dicanangkan pemerintah untuk ketahanan pangan ini, rasanya tidak ada,” ujarnya.
Sebagai anggota legislatif, dirinya mengaku cukup khawatir dengan penambahan jumlah wilayah rawan pangan di Kabupaten Berau.
Wendy menambahkan, DPRD Berau ke depannya akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Berau serta instansi terkait untuk merumuskan program-program unggulan yang tepat dan akan langsung dikerjakan dalam pengentasan wilayah rawan pangan di Bumi Batiwakkal ini.
“Baik program jangka panjang maupun program jangka pendek, semua cara akan kami diupayakan,” tutupnya. (Adv)