BERAU TERKINI – Pemantauan arus lalu lintas melalui CCTV 360 derajat di simpang Jalan Murjani-Jalan Diponegoro, Tanjung Redeb, menjadi pola baru yang dilakukan Dinas Perhubungan Berau.

Alat anyar yang terpasang itu sejauh ini dinilai efektif untuk memantau arus lalu lintas dan menekan angka pelanggaran di jalan umum.

Kepala Dishub Berau, Andi Marewangeng, mengungkapkan rencana penggantian traffic light lawas dengan alat baru yang dilengkapi CCTV di semua simpang yang ramai lalu lintas pada tahun depan.

“Nanti semua simpangan akan dilengkapi dengan kamera pemantau,” kata Andi Ewang kepada Berauterkini, Kamis (21/8/2025).

Terdapat beberapa titik simpang ‘lampu merah’ yang ramai dengan lalu lintas pengendara jalan raya, di antaranya simpang KFC, Simpang Jalan HM Isa-Jalan Mangga, simpang Jalan Durian, yang padat di jam berangkat dan pulang kantor.

Simpang tersebut, kata Andi Ewang, perlu diberikan pemantauan arus lalu lintas melalui CCTV.

Kamera itu dapat difungsikan untuk memberikan informasi secara cepat kepada para petugas, baik Dishub maupun Polres Berau ketika terjadi kecelakaan.

Andi Ewang mengungkapkan, beberapa titik lampu merah di Berau sudah berusia di atas 10 tahun. Menurutnya, masa pakai alat tersebut sudah sangat lama dan tertinggal dari sisi teknologi.

Selain itu, masalah padamnya lampu merah juga dikhawatirkan akan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan bagi pengguna jalan.

“Sudah alat tua yang kita punya ini, butuh peremajaan,” tuturnya.

Dia membeberkan, untuk satu alat lampu merah membutuhkan anggaran Rp1,4 miliar yang dilengkapi teknologi terbaru, seperti CCTV 360 derajat yang dapat memantau setiap titik simpangan.

Rencananya, pengadaan alat baru tersebut akan dilakukan pada 2026 dengan usulan yang diserahkan kepada Bapelitbang Berau pada tahun ini.

“Teknologi yang sekarang sudah jauh tertinggal,” kata dia.

Saat ini, pemantauan lalu lintas melalui CCTV tersebut dilakukan melalui ruang kontrol yang berada di kantor Dishub Berau.

Dirinya pun belum dapat memastikan apakah akses dapat diberikan secara terbuka kepada publik, seperti halnya yang diterapkan di beberapa daerah lain.

“Belum sampai ke teknis seperti itu ya karena kami masih perencanaan,” tutupnya. (*)