Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudapar) Kabupaten Berau, Ilyas Natsir, mengaku geram dengan tindakan para agen travel atau perjalanan yang tidak mengindahkan imbauannya yang melarang masuk ke Laguna Pulau Kakaban.

Dimana, saat ini lokasi wisata tersebut telah dilarang untuk dikunjungi untuk masyarakat umum, kecuali untuk kepentingan penelitian dan pembangunan kawasan wisata unggulan tersebut.

Berulang kali disebutkan, bahwa Pulau Kakaban saat ini sedang dalam masa penormalan, lantaran pada akhir 2023 lalu didapati Ubur-Ubur langka tanpa sengat di Pulau Kakaban tidak lagi muncul ke permukaan.

Dalam beberapa kasus belum lama ini, didapati para agen perjalanan dari luar Berau, mengantarkan para wisatawan untuk masuk ke Laguna Pulau Kakaban, melalui pintu masuk lama yang sebenarnya sudah tidak diaktifkan lagi.

Saat ini, satu-satunya pintu masuk resmi bersisian langsung dengan Laguna Kehe Daing. Yang baru-baru ini diresmikan oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih, dan dikunjungi langsung Kementerian Paariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno.

“Iya, kami sering dapati laporan itu,” kata Ilyas, saat dikonfirmasi berauterkini.co.id di kantornya, Rabu (10/7/2024).

Di pintu lama, saat ini akses tersebut diakui minim penjagaan. Karena dianggap para pelancong dan penyedia jasa perjalanan sudah menaati aturan penutupan sementara pulau tersebut.

Sehingga saat ini, pihak Disbudpar Berau akan memberikan plang larangan untuk masuk ke Pulau Kakaban.

“Seharusnya sudah tahu soal kondisi terkini di Pulau Kakaban. Jangan nyolong-nyolong masuk ke dalam, apalagi sampai berenang,” terang Ilyas, menegaskan.

Disbudpar Berau pun akan melayangkan surat imbauan sekaligus peringatan, kepada para penyedia agen perjalanan.

Surat tersebut akan berisi ihwal larangan dan imbauan untuk liburan ke destinasi lainnya yang ada di Pulau Maratua.

“Di luar Kakaban, tentu tidak dilarang. Larangan ini hanya untuk Pulau Kakaban,” tegasnya.

Pihaknya menyampaikan, kondisi ini agar dapat dipahami para wisatawan. Situasi tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.

Saat ini, penelitian masih terus berlangsung. Harapannya, dalam waktu dekat ini, Kakaban kembali dibuka untuk umum.

“Tidak mungkin ditutup permanen kawasan itu, karena Kakaban ini ‘kan destinasi unggulan,” tegasnya lagi. (*/ADV)