Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (Kadis TPHP) Kabupaten Berau, Junaidi, mengatakan pemasaran untuk hasil pertanian mulai dari harga Rp10 ribu per kilogram dan hasil panen dari petani nantinya akan dibeli Badan Urusan Logistik (Bulog).

Terkait dengan persoalan itu, di wilayah “Bumi Batiwakkal” khusus untuk pertanian sawah, memiliki potensi mencapai 13 ribu hektare bahkan kemungkinan lebih.

“Pertanian sawah kurang lebih mencapai 13 ribu hektare,” terang Junidi, di kantornya, akhir pekan tadi.

Dijelaskannya, Kampung Buyung-Buyung menjadi salah satu lokasi yang terkenal dengan potensi pertanian sawah yang mencapai 1.000 hektar. Sedangkan lahan yang telah tergarap saat ini mencapai sekitar 500-an hektar lebih.

26E HARGA 2

Dalam 1 hektar rata-rata produksi mencapai 4,5 sampai 5 ton. Di kawasan ini memang memiliki basis petani sawah yang cukup baik.

“Pemerintah kampung juga harus fokus mengembangkan sektor pertanian mereka. Kita juga masih terus mendata berapa banyak lahan tidur yang ada,” tuturnya.

Namun pihaknya terus mengingatkan kepada pemerintah Kampung Buyung-Buyung untuk melakukan pengembangan pertanian setiap tahunnya.

“Seperti membenahi infrastruktur jalan usaha tani dan pembuatan irigasi,” jelasnya.

Hal ini juga terjadi pada beberapa kampung lain yang menjadi lumbung Beras di Berau. Sebab beberapa kampung masih sangat potensial menjadi lumbung pangan Berau.

“Seperti Kampung Buyung-Buyung dan Semurut yang menjadi sentra pertanian di Kecamatan Tabalar,” katanya.

Dengan potensi yang cukup besar, di Kampung Buyung-Buyung lahan pertanian mengalami peningkatan luasan tanam setiap tahun.

Melihat kondisi tersebut, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mengatakan luas tanam dan peningkatan kualitas untuk produksi akan terus dilakukan.

“Kita menyadari, peranan sektor pertanian bukan saja memberi andil terhadap ketahanan daerah, tetapi berkontribusi besar terhadap perkembangan perekonomian secara menyeluruh,” kata Bupati Sri.

Dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) dan alat pertanian yang mumpuni, setiap tahun diharapkan potensi yang besar ini bisa lebih maksimal lagi dimanfaatkan.

“Harapannya, target peningkatan produksi bisa tercapai,” ucapnya. (*)