Foto: Ilustrasi warga miskin

TANJUNG REDEB- Angka kemiskinan di Kabupaten Berau menurun. Meskipun angkanya tidak banyak, namun diharapkan penurunan kemiskinan dapat terus terjadi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 lalu, di Berau angka kemiskinan mencapai 5,88 persen atau 13.620 jiwa. Sedangkan tahun 2022, turun menjadi 5,65 persen atau 13.310 jiwa.

“Angka kemiskinan di Bumi Batiwakkal, alami penurunan sebanyak 310 jiwa,” ungkap Kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Lita Januarti Hakim, kemarin.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan angka kemiskinan terjadi. Salah satunya yakni dilihat dari indikator peningkatan daya beli masyarakat. Dengan rata-rata pengeluaran makanan sejumlah Rp 923.233 per kapita per bulan. Adapun bukan makanan sebesar Rp 1.170.405 per kapita per bulan.

“Yang bisa kami katakan, terlihat jelas dari pola konsumsi masyarakat di Kabupaten Berau,” ungkapnya.

Faktor lainnya, yakni sedikit banyaknya pengaruh dari kebijakan dari pemerintah daerah. Seperti, bantuan yang diturunkan bersumber dari daerah, provinsi, hingh pusat. Tidak dipungkiri, efektifitas bantuan dan kebijakn yang diberikan pemerintah sejauh ini, memang tidak bisa diukur secara matematis.

“Tapi kami juga sempat menanyakan kepada responden yang mendapat bantuan dari pemerintah, kalau efektifitasnya itu ada, tapi tentu didukung oleh kegiatan lain juga,” terangnya.

Dirinya berharap tren penurunan angka kemiskinan tersebut dapat terus terjadi. Sehingga, tidak ada lagi masyarakat miskin di Kabupaten Berau.

“Harapannya seperti itu,” katanya. ()