Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Pasca kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Berau, PT PLN UP3 Berau bergerak cepat untuk mengatasi krisis listrik yang melanda Bumi Batiwakkal. Dalam kunjungannya dua pekan lalu, Jokowi sudah menyinggung masalah kelistrikan kepada Menteri BUMN Erick Tohir dan Dirut PLN.

Setelah kunjungan tersebut, General Manager (GM) UID Kaltimra, Agung Murdifi, langsung meninjau kesiapan pengembangan kelistrikan di Berau.

Rizki Rhamdan Yusuf, Manajer PT PLN UP3 Berau, mengungkapkan bahwa ada dua opsi jangka menengah dan panjang yang akan diterapkan oleh PLN untuk menanggulangi krisis listrik.

Opsi pertama adalah kembali menyewa mesin pembangkit sewatama dengan kapasitas 5 Megawatt (MW).

“Penambahan mesin ini merupakan alternatif untuk menutupi kebutuhan saat maintenance,” ujar Rizki, kepada Berauterkini.co.id

Namun, dia menekankan perlunya pematangan konsep sebelum implementasi, serta kajian yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PLN Indonesia.

“Kami harus memastikan ada backup daya 5 MW saat melakukan maintenance,” tuturnya.

Saat ini, daya yang tersedia di Berau sangat terbatas, dari total 41 MW, 39 MW merupakan beban puncak untuk pelanggan, termasuk rumah tangga dan industri.

“Jika maintenance dilakukan, pemadaman tidak bisa dihindari. Idealnya, kami perlu spare 5 MW untuk keamanan,” ungkapnya.

AKSI demo PLN Berau, berauterkini.
Aksi massa saat bakar bakar di depan kantor PLN akibat pemadaman bergilir.

Alternatif kedua adalah memastikan jaringan sistem listrik Mahakam tersambung ke Berau melalui jalur Sangkulirang-Talisayan. Jika sambungan ini terwujud, krisis listrik di Berau dapat ditangani lebih efektif, meskipun sistem ini juga memiliki kelemahan.

“Namun, daya yang disuplai sangat besar,” kata Rizki.

Ia menambahkan, jika terjadi gangguan pada sistem Mahakam, jaringan listrik yang telah terbangun di Berau bisa menjadi backup untuk meminimalisir pemadaman bergilir.

“Jadi, jika sistem Mahakam mengalami maintenance, jaringan listrik di Berau dapat diandalkan,” jelasnya.

Namun, solusi ini merupakan alternatif jangka panjang, dengan realisasi baru diperkirakan pada pertengahan 2025, dimulai dari pembangunan sistem listrik di pesisir selatan Berau.

“Setelah mencapai Talisayan, masih dibutuhkan waktu untuk menyambung ke Tanjung Redeb,” ungkapnya.

Sebagai Manajer PT PLN UP3 Berau, Rizki menyampaikan permohonan maaf kepada warga Bumi Batiwakkal atas pemadaman bergilir yang terjadi.

Hal ini dilakukan untuk memastikan mesin yang ada dapat beroperasi secara maksimal.

“Untuk menjaga mesin tetap operasional, pemeliharaan harus dilakukan,” pungkasnya. (*)