Foto: Murid sekolah yang menyebrang menggunakan armada penyebrangan alternatif di Dermaga Sanggam.

TANJUNG REDEB – Dinas Pendidikan (Disdik) Berau merencanakan skema baru dalam proses belajar mengajar, bagi murid yang terdampak renovasi jembatan Sambaliung. Kebijakan itu bakal berlaku bagi murid SD dan SMP.

Diketahui, penutupan total Jembatan Sambaliung telah berlangsung mulai Selasa (6/6/2023) pagi tadi. Tidak ada kendaraan yang dapat melintas. Baik roda empat maupun roda dua. Kondisi itu bakal berlangsung hingga empat bulan ke depan.

Demi mengoptimalkan proses kegiatan belajar mengajar alias KBM murid tetap berlangsung, pada Juli 2023 mendatang bakal diterapkan kebijakan baru. Saat dikonfirmasi, Kepala Disdik Berau Yudi Artangali, mengatakan pihaknya menawarkan dua kebijakan.

Pertama, menggunakan skema anak didik titipan. Skema itu menjadi alternatif bagi anak yang berada di dua wilayah. Yakni Tanjung Redeb dan Sambaliung. Nantinya, anak didik titipan bakal bersekolah di lokasi sekolah sekitar tempat tinggalnya. Sehingga murid tersebut tidak perlu antre panjang untuk menyebrang ke sekolah.

“Murid itu bisa bersekolah di sekolahan dekat rumahnya,” sebut dia menjelaskan konsep anak didik titipan.

Kemudian, skema kedua yakni menggunakan sistem hybrid. Sama yang dilakukan pada saat Covid-19 masih jadi atensi pemerintah. Murid yang berasal dari Sambaliung maupun Tanjung Redeb dapat mengikuti pembelajaran melalui daring alias online.

“Yang hybrid sudah pernah dilakukan. Usulan itu yang nanti bakal dibahas dalam rapat bersama dengan kepala daerah,” bebernya.

Saat ini, ia hanya berharap agar pada saat proses penjemputan penumpang. Murid sekolah harus mendapat skala prioritas. Demi mengantisipasi keterlambatan masuk sekolah.

“Tolonglah priotaskan anak sekolah kami, dahulukan saja anak-anak itu biar datang ke sekolah bisa tepat waktu,” ujarnya.

Kebijakan baru nanti bakal diterapkan pada 10 Juli 2023 mendatang. Mengingat pada Juni ini, sekolah sedang melangsungkan ulangan semester. Setelahnya bakal libur sekolah selama tiga pekan. Sebelum bagi rapot pada 17 Juni 2023 mendatang.

“Kami masih punya sisa waktu yang cukup panjang untuk merumuskan kebijakan bagi murid yang menyebrang,” tuturnya.

Saat ini, sebagai kebijakan jangka pendek. Setiap murid yang mengikuti penyeberangan dari arah Tanjung Redeb-Sambaliung pun sebaliknya, dapat kebijakan ‘boleh terlambat masuk sekolah’.

Ia memahami, bila di titik penyeberangan terjadi penumpukan calon penumpang. Sehingga sulit memastikan murid dapat masuk sekolah tepat waktu.

“Saya himbau setiap sekolah untuk memaklumi murid yang terlambat. Karena ini konsekuensi yang mesti dihadapi saat pembangunan,” pinta dia. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman