Foto: Jembatan Sambaliung akan segera diperbaiki menyusul kondisinya yang sudah memprihatinkan.
TANJUNG REDEB, – Setelah bertahun tahun dikeluhkan, Jembatan Sambaliung akan segera dilakukan perbaikan. Hal inipun nanti akan berdampak pada aktivitas warga, dimana selama proses perbaikan dilakukan jembatan Sambaliung itu akan ditutup total.
Namun begitu, Kepala Dinas Pelerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) meminta masyarakatuntuk tidak panik ketika jembatan itu ditutup selama proses pekerjaan berlangsung. Apalagi banyak masyarakat menganggap penutupan jembatan Sambaliung itu akan mematikan aktivitas masyarakat, terutama warga yang ingin menyeberang ke Tanjung Redeb ataupun sebaliknya.
Untuk memaksimalkan proses pengerjaan jembatan Sambaliung memang tidak ada cara lain yang dilakukan selain menutup jembatan selama proses perbaikan dilakukan. Akan tetapi, masyarakat dimintanya untuk tidak berlebihan menanggapi hal itu, sebab pemerintah daerah pasti akan mengupayakan jalur alternatif, agar aktivitas masyarakat berjalan lancar.
Ia menyebut, untuk menjamin aktivitas lancar, pemerintah daerah akan menyediakan jalur alternatif, seperti kapal penyebrangan. Yang jelas sebelum diputuskan jalur alternatif apa yang akan digunakan, tentunya akan disampaikan atau disosialisasikan kepada masyarakat.
“Waktu jembatan di Kutai runtuh, masyarakat tidak masalah menyeberang menggunakan ponton. Apalagi, ini kan sudah berkembang di masyarakat, jadi jangan menganggap ketika ditutup, susah menyeberangnya,” katanya saat dihubungi media ini.
Selain itu, salah satu opsi lainnya yakni mempercepat kegiatan pekerjaan, dari dua bulan menjadi 1 bulan. Hal tersebut menurut Taupan, sangat bisa dilakukan, yakni dengan melakukan lembur.
Menurutnya, ada banyak solusi yang bisa dilakukan agar aktivitas masyarakat dapat berjalan begitu juga perbaikan jembatan juga dapat maksimal. Tinggal melihat kondisi yang terjadi di lapangan saja.
“Seperti bekerja lembur 24 jam, itu bisa dilakukan. Agar kegiatan tidak terlalu lama. Banyak hal dapat dilakukan untuk mempersingkat pekerjaan itu. Tinggal kita buat komitmen mengenai pekerjaannya,” terangnya.
Dirinya juga mendengar, banyak saran yang masuk, agar fasilitas penyeberangan dari Sambaliung menuju Tanjung Redeb, maupun sebaliknya digratiskan. Mengenai saran itu, tentu menjadi bahan untuk pertimbangan. Namun, harus melihat juga bagaimana ketersediaan anggaran dari Pemprov Kaltim, dan Pemkab Berau.
“Yang jelas, namanya pelayanan publik, tidak boleh terhenti. Mengenai usulan gratis, tentu kita upayakan. Supaya kenyamanan masyarakat, dan roda perekonomian dan mobilisasi logistik tetap berjalan, dan tidak terhambat. Itu yang diutamakan. Jangan sampai sebaliknya,” jelasnya.
Sementara untuk rencana jembatan Kelay II, saat ini belum bisa dilaksanakan. Meskipun perencanaannya sudah cukup lama. Jika dilanjutkan, maka harus ada peninjauan ulang atau review kembali mengenai rencana tersebut lantaran sudah lebih 5 tahun perencanaan.
Belum lagi kata Mantan Kadishub Kaltara ini, anggaran jembatan itu mencapai kisaran Rp 203 miliar. Sementara anggaran saat ini, juga belum memungkinkan. Jangan sampai kata dia, apabila dipaksakan, proyeknya menjadi mangkrak, dan menjadi catatan merah aparat penegak hukum.
“Itu yang kami hindari. Masih banyak, hal yang penting. Seperti jembatan Kelay yang menghubungkan 5 kampung, itu penting, dan anggarannya hanya Rp 40 miliar, dan langsung digungsikan. Jadi itu harus didulukan, dan prioritas,” katanya.
Sekarang kata dia, pihaknya hanya mengutamakan kegiatan yang apabila dibangun langsung bisa selesai dan langsung dinikmati. Jangan sampai ada program yang dipaksakan, dan berujung pemanggilan aparat penegak hukum.
“Jadi kami sekarang berfikir, apa yang dikerjakan bisa langsung dinikmati. Jangan membuat pekerjaan yang berujung mangkrak. Tidak artinya itu. Jadi lanjutan-lanjutan program yang jadi prioritas, agar dapat berfungsi dengan baik,” pungkasnya.