Foto: Gedung Hotel Makmur, Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb.
TANJUNG REDEB – Universitas Muhammadiyah (UM) Berau terus kebut proses akuisisi saham Hotel Makmur, yang berdiri di Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb. Diketahui, hotel tersebut bakal disulap menjadi ruang belajar bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di universitas terbesar di Bumi Batiwakkal tersebut.
Saat dikonfirmasi, Rektor UM Berau Muhammad Bayu mengatakan, saat ini proses tersebut sudah masuk tahap peninjauan tim keuangan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, ditemani pihak perbankan dari salah satu bank di Indonesia.
“Mulai kemarin, tim sudah bergerak. Hari ini (Senin) selesai, tim bakal pulang ke Jakarta,” kata Bayu sapaan dia, kepada Berau Terkini, pada Senin (21/8/2023) melalui sambungan seluler.
Ditanya soal deadline jadwal keluarnya rekomendasi dari PP Muhammadiyah, Bayu mengatakan masih dalam proses penilaian tim pusat. Sehingga, belum dapat dipastikan waktu pasti rekomendasi tersebut dikeluarkan.
Namun dirinya hanya memastikan, pada tahun ini pihaknya tetap akan mepromosikan hotel makmur sebagai tempat belajar baru bagi sekitar 2 ribu mahasiswa.
“Kami hanya menunggu rekomendasi hasil penilaian dari Muhammadiyah pusat,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan, kedatangan tim tersebut terkait rencana pemberian dukungan anggaran ke UM Berau dari PP Muhammadiyah demi mendapatkan saham penuh kepemilikan dan pengelolaan Hotel Makmur.
“Iya betul. Bakal ada dukungan anggaran dari pusat,” ucapnya.
Rencana pengunuman penggunaan Hotel Makmur sebagai kampus UMB akan dilaksanakan pada September 2023 mendatang. Jadwal tersebut disebut Bayu saat wawancara pertama dengan awak Berau Terkini bertepatan dengan shalat idul adha beberapa bulan lalu.
Sebagai nahkoda di UM Berau, dirinya meminta doa kepada warga Bumi Batiwakkal agar dapat mengembangkan dunia pendidikan. Berperan aktif dalam melahirkan sarjana yang dapat mendorong kemajuan Berau di masa yang akan datang.
“Mohon doanya yang terbaik,” pinta dia.
Dikabarkan sebelumnya, Secara teknis nantinya, ruang hotel tersebut di lantai 2 sampai 4 bakal dimanfaatkan sebagai ruang belajar mahasiswa. Sementara sisanya akan tetap diaktifkan sebagai kamar hotel.
Dikutip dari berita sebelumnya, Rektor UM Berau Muhammad Bayu mengatakan, nantinya aktivitas mahasiswa dan tamu hotel bakal dibuat terpisah. Tamu hotel bakal lalu-lalang di pintu utama Hotel Makmur. Sementara mahasiswa bakal dibuatkan pintu khusus yang berada persis di sisi selatan hotel.
Saat ini kapasitas bangunan di kampus Jalan Murjani II, sudah tak mampu menampung sekitar 2 ribu mahasiswa aktif. Baik tingkat S1 maupun gelar magister alias S2. Ditambah dengan 84 dosen yang terbagi di 8 program studi.
“Maka itu kami perlu ekspansi lokasi baru untuk proses perkuliahan berjalan lancar,” kata Bayu.
Mulanya, kata dia, sebelum pihak UM Berau memutuskan untuk mengakuisisi Hotel Makmur, pihaknya telah membahas pembangunan bangunan UM Berau menjadi 4 lantai. Dengan desain yang lebih modern.
Hanya saja, pola itu diakui memakan waktu dan anggaran yang lebih besar. Selain itu, renovasi gedung UM Berau juga bakal mengganggu aktivitas perkuliahan selama pengerjaan. Sementara, bila mengambil alih Hotel Makmur, pihak UM Berau lebih leluasa untuk berbisnis.
“Kalau Hotel Makmur kami take over kan bisa banyak keuntungan yang kami dapatkan,” ujar dia.
Lebih lanjut, Bayu merincikan bakal ada 3 keuntungan yang didapatkan UM Berau. Yakni lahan, bangunan, serta ekspansi bisnis di lokasi nomor wahid di Bumi Batiwakkal tersebut.
“Saham mayoritas milik UM Berau,” sebut dia.
Ihwal manajemen, di hotel tersebut nantinya bakal dibentuk badan afiliasi UM Berau secara mandiri. Fokus dalam pengelolaan hotel yang memiliki 8 lantai tersebut dengan puluhan ruang kamar kelas bintang 3.
Sehingga tidak mengganggu civitas akademika dalam fokus pengembangan SDM yang belajar di universitas yang dahulunya bernama STI Muhammadiyah.
“Jadi manajemennya berbeda antara pengelola hotel dan kampus,” beber Budi. (*)
Reporter: Sulaiman