TANJUNG REDEB–Setengah bulan di pertengahan 2021, progres vaksinasi covid-19 Berau baru 28.947 jiwa. Angka ini hanya 20 persen dari target. Padahal untuk mencapai herd immunity, diperlukan cakupan vaksinasi 70 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi, menyebut bahwa jumlah tersebut merupakan gabungan antara vaksinasi dosis pertama dan kedua. Dosis pertama baru terealisasi 18.140 dari target 31.629 jiwa atau 58,09 persen. Sedangkan dosis kedua baru 10.807 dari target 36.605 jiwa, atau 34,17 persen.
“Belum mencapai target karena beberapa kendala. Salah satunya jumlah vaksin yang terbatas,” ujar Iswahyudi, belum lama ini.
Capaian tersebut tentu meresahkan. Mengingat untuk mencapai herd Immunity atau kekebalan kawanan setidaknya hanya mencakupi 70 persen vaksinasi. Makin banyak orang divaksin, kian sulit bagi virus menemukan inang untuk dihinggapi. Sebaran covid-19 pun bakal pelan-pelan teratasi.
Selain vaksin, kekebalan sebenarnya juga bisa didapatkan secara alami oleh orang-orang yang berhasil sembuh dari infeksi tertentu. Karena setelah pulih, tubuh memiliki antibodi untuk melawan kuman penyebab infeksi, bila suatu saat kuman tersebut menyerang kembali.
Maka, semakin banyak orang terinfeksi dan sembuh, kian banyak juga orang kebal dari covd-19. Herd immunity pun akan terbentuk. Meskipun, terbentuknya herd immunity secara alami tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Belum lagi terhadap risikonya yang tidak bisa dianggap remeh.
“Makanya dibantu dengan vaksinasi ini. Saat ini target kami akhir tahun semua selesai divaksin,” ungkapnya.
Dengan keterbatasan vaksin saat ini, Berau pun harus bersiasat. Salah satunya memfokuskan vaksinasi kepada kalangan lanjut usia (lansia) dan guru. Kaum Oemar Bakri diprioritaskan karena pada Juli mendatang pembelajaran tatap muka (PTM) bakal kembali dilaksanakan. Sedangkan para lansia merupakan kalangan paling rentan terkena dampak buruk covid-19.
Strategi begini cukup penting untuk dilakukan. Meningat vaksinasi masih sangat bergantung jumlah vial yang diterima. Daerah seperti Berau pun tidak bisa memaksa pemerintah pusat untuk mendapat dosis lebih, mengingat program yang bersifat nasional.
“Kita tidak bisa memaksa meminta jumlah sekian, semua sudah mendapatkan jatah,” pungkasnya. (*)
Editor: Bobby Lolowang