Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Sejak Januari hingga Agustus 2024, bencana kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Berau didominasi kebakaran pemukiman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Masyadi Muhdi, mengatakan kebakaran permukiman warga masih lebih tinggi dibandingkan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Berau.

Sampai bulan ini (Agustus), baru tiga laporan kasus karhutla yang cukup besar, yakni dua titik di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Tabalar.

“Bencana tidak bisa dihindari, tapi bisa dicegah. Kami imbau masyarakat agar berhati-hati, baik di jalan atau sebelum meninggalkan rumah,” paparnya

Adapun rincian  bencana kebakaran berdasarkan data dari BPBD Berau, yakni kebakaran permukiman hingga Agustus sebanyak 35 dan kebakaran lahan sebanyak 10 kali.

Sedangkan, berdasarkan data dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Berau 2019-2024  menycatat, Berau memiliki nilai Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) sebesar 173,74 persen dan masuk dalam kategori kelas tinggi.

“Jenis bencana yang biasa terjadi di Berau, yaitu banjir, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem serta tanah longsor,” jelasnya.

Sementara, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mengatakan potensi ancaman bencana yang mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat harus  disikapi dengan aksi-aksi nyata, seperti melakukan perencanaan yang dipadukan dengan upaya-upaya penanganan dan pengurangan resiko bencana secara komprehensif, sistematis dan komitmen dari semua pihak.

“Saya minta, apa pun instansinya, semua punya peran masing-masing untuk satu tujuan,“ tegas Bupati Sri. (*)