Foto: Wakil Bupati Gamalis bersama Kadis PUPR dan Camat Segah saat melihat kondisi jalan yang longsor di jembatan Tepian Buah
TANJUNG REDEB, – Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan debit air dan arus sungai semakin besar. Kondisi itu menyebabkan sebagian badan jalan sekitar jembatan kecamatan Segah tergerus.
Wakil Bupati Berau, Gamalis didampingi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau Taupan Madjid meninjau langsung lokasi jembatan di Kampung Gunung Sari Jumat (21/1/2022).
Gamalis usai melakukan peninjauan mengatakan, jika melihat kondisi jalan dan faktor cuaca yang menyebabkan kerusakan badan jalan harus segera ditangani.
Namun, untuk penangana secara permanen diakuinya masih harus menungggu kajian mendalam dari tim Dinas PUPR.
“Ini harus segera ditangani, jika tidak akan terus membesar. Nah terkait dengan antisipasi awal, sudah mulai kita siapkan jembatan bailey sebagai alternatif, mengingat jembatan ini merupakan akses satu-satunya menuju tiga kampung yang ada di kecamatan Segah,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketiga kampung yang terancam akan terisolir yakni Kampung Gunung Sari, Punan Malinau dan Punan Mahakam.
Ia mengatakan, kelebaran sungai kurang lebih mencapai tiga meter, jika melihat arus sungai kemungkina runtuhan bisa terus melebar. Sebab sebelumnya longsoran yang ada tidak sebesar saat kunjungan Wabup dan Kadis PUPR. Hal tersebut menandakan rapuhnya tanah dan potensi amblas sangat besar.
“Jalan ini tidak boleh putus karena tiga kampung tersebut bisa terisolir. Jadi kita coba lakukan pembatasan kendaraan yang lewat,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Berau, Taupan Madjid menegaskan, penanganan sementara terhadap bantaran sungai yang ada di sekitar jembatan tidak bisa dilakukan. Menurutnya, karena lokasi yang berada di tikungan sungai, aliran air sangat deras.
Sehingga, jika hanya melakukan penanganan sementara dikhawatirkan menimbulkan kesan menghamburkan uang karena dipastikan tidak bertahan lama.
“Intinya penanganan harus tuntas meski memakan biaya yang cukup mahal harus kita lakukan jangan setengah setengah,” tegasnya.
Ia melanjutkan, untuk pemasangan jembatan belly sebagai akses alternatif masyarakat tidak akan memakan waktu yang cukup lama, mengingat jembatan tersbut bisa dibongkar pasang. Tetapi kendaraan besar seperti truk pengangkut kelapa sawit dilarang melintasi jembatan.
“Pemasangan jembatan bailey bisa kita selesaikan dalam waktu satu minggu, kan tinggal bongkar pasang lalu dibawa ke lokasi. Tetapi truk besar tidak boleh lewat karena beban yang cukup besar,” sambungnya.
Ia menambahkan, akses tranportasi masyarakat tidak boleh sampai tertutup, karena hal tersebut akan menimbulkan masalah baru.
“Sambil menunggu tim berkoordinasi dengan ahli dari Surabaya, apakah mungkin nanti akan dibangun turap atau bagimana belum bisa kita tentunkan,” pungkasnya. (*)