MARATUA – Pulau Maratua menjadi salah satu destinasi wisata unggulan untuk menarik kunjungan pelancong ke Kabupaten Berau.
Untuk menjaga wajah pariwisata Bumi Batiwakkal, terutama di Maratua, kebersihan di pulau tersebut menjadi agenda prioritas Pemkab Berau saat ini.
Kerap menjadi tempat singgah sampah kiriman dari pulau sekitar, Maratua tampak kumuh dengan keberadaan tumpukan kayu yang berada di sepanjang bibir pantai pintu masuk pulau.
Kondisi ini menjadi sorotan Bupati Berau, Sri Juniarsih. Dia berjanji bakal mengabulkan permohonan pengadaan alat berat di Pulau Maratua untuk memudahkan penanganan sampah kiriman tersebut.
“Iya bisa kami upayakan,” kata Bupati Sri beberapa waktu lalu.
Sikap itu merupakan respons Bupati Sri setelah Camat Maratua, Ariyanto, pada awal Mei lalu mengajukan permohonan untuk pengadaan alat berat berupa excavator untuk penanganan sampah kayu besar.
Menurut Ariyanto, pengadaan jaring penahan sampah dianggap tidak efektif menahan sampah kayu dengan diameter yang besar.
Sri menyatakan, pihaknya meminta Pemerintah Kecamatan Maratua dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan membangun komunikasi intensif untuk pengadaan alat tersebut. Menurutnya, hal itu bukan langkah yang sulit.
“Silakan koordinasikan saja, yang jelas saya setuju kalau harus diberikan alat yang menunjang kebersihan di Maratua,” sebutnya.
Kepala UPTD Kebersihan Pulau Derawan dan Maratua DLHK Berau, Mattingara, mengatakan, perlu dilakukan kajian pasti terkait dampak penggunaan alat berat di kawasan bibir pantai agar tak merusak kawasan wisata tersebut.
“Tentu itu sangat baik, bisa mempermudah kerja petugas di lapangan,” kata Matti, Minggu (6/1/2025).
Saat ini, kata dia, pembersihan kawasan pantai di Maratua merupakan agenda rutin yang digelar oleh UPTD Kebersihan. Hal itu dilakukan untuk memastikan setiap sampah organik dan non organik dievakuasi ke tempat pemrosesan akhir di Maratua.
Secara teknis, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah kecamatan menerjunkan 10-15 personel untuk gotong royong membersihkan sampah kiriman tersebut.
Adapun alat yang digunakan, seperti chainsaw atau alat pemotong kayu, motor roda tiga pengangkut sampah, serta mobil operasional DLHK untuk mengangkut kayu berdiameter besar.
Selama ini, proses pembersihan masih manual menggunakan bahan bakar dan tenaga kerja yang lebih banyak.
Ia meyakini, jika terdapat alat berat akan mengurangi beban kerja para petugas kebersihan.
“Sejauh ini masih manual,” sebutnya.
Dia pun berpesan kepada para pelaku UMKM dan pengunjung di Maratua yang nongkrong di pinggir pantai untuk membersihkan sampah yang diperoleh selama berjualan dan bersantai di lokasi tersebut.
Dalam temuannya, kerap didapati sampah plastik, puntung rokok, tempat makanan dari plastik dan jenis sampah lainnya yang dibuang secara sembarangan di kawasan pantai.
Padahal, pihaknya sudah menyiapkan tong sampah di sepanjang pantai, khususnya yang berada di sekitar Kampung Teluk Harapan.
“Kan ada tempat sampah, jadi buang pada tempat yang sudah kami sediakan,” pintanya. (*)