Foto: Petani sawit mandiri mulai panen buah kembali
TANJUNG REDEB- Setelah kurang lebih 2 bulan lamanya berhenti beroperasi akibat terkendala kelengkapan izin dari OSS, akhirnya PT Brau Agro Asia (BAA) kembali berasap. Bahkan, sudah kurang lebih sepekan lamanya BAA beroperasi.
Beroperasinya BAA pun disambut hangat petani mandiri yang ada di Kecamatan Segah maupun kecamatan lain. Sebab, mereka tidak perlu pusing lagi menjual sawitnya ke perusahaan lain yang memberlakukan pembatasan pembelian.
Perwakilan manajemen PT BAA, Rifky Djohan mengatakan, BAA kembali beroperasi karena sudah melengkapi seluruh persyaratan perizinan yang diperlukan.
“Kira-kira sudah satu minggu jalan. Karena untuk perizinan, BAA sudah lengkap semua. Kendalanya kemarin, itu izin OSS sedikit bermasalah. Bukan hanya izin BAA di Berau, tapi satu Indonesia. Sekarang izin OSS BAA paling pertama dikeluarkan,” ungkapnya, Kamis (22/12/2022).
Berdasarkan pantauannya di lapangan, kembali bukanya BAA di Kecamatan Segah, disambut hangat oleh para petani sawit mandiri. Sebab, selama PT BAA tutup, petani sulit menjual buahnya ke perusahaan lain, karena banyaknya antrean dan pembatasan. Belum lagi, ada juga yang menjual ke tengkulak dengan harga miring.
“Ketika beroperasi kami langsung terima buah masyarakat. Target kedepan, semoga bisa berjalan lancar. Dan dapat menampung hasil panen buah masyarakat. Untuk saat ini, produksi kami berkisar 30 ton per jam. Harapannya bisa berjalan lancar dan membantu masyarakat sekitar perusahaan,”katanya.
Sementara itu, petani mandiri Taufan mengaku cukup senang dengan kembali beroperasinya PKS milik BAA. Sebab, kehadiran pabrik mandiri menjadi penyelamat harga buah petani yang non plasma. Terlebih, harga beli buah petani mandiri dan petani plasma cukup berbeda.
Dimana kata dia, harga buah petani plasma ditentukan pemerintah. Sementara harga buah petani mandiri ditentukan oleh pasar.
“Begitu pabrik mandiri tutup kami petani mandiri bingung. Mau jual kemana. Kalau dijual ke Pabrik lain harga beda jauh dari pabrik mandiri bikin petani rugi. Tapi sekarang kami bisa bernafas lega karena sudah buka lagi. Semoga tidak tutup lagi,”pungkasnya. (*)