Reporter : Hendra Irawan
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Berau dengan angka 76,71 poin tertinggi se Pulau Kalimantan di level kabupaten didominasi oleh faktor daya jual-beli masyarakat.

Kepala Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Supriyanto, menyebut IPM dibentuk berdasarkan tiga aspek, yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Salah satu faktor penentu IPM Berau yang tertinggi berasal dari aspek ekonomi dengan komponen pengeluaran per kapita atau daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat Berau cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2023 menjadi Rp13,6 juta per kapita per tahun, dari Rp13 juta per kapita per tahun.

“Dipengaruhi tingginya daya beli yang membuat IPM Berau tertinggi. Meskipun di Berau secara bahan baku harganya murah. Tapi itu tidak menjadi masalah, karena didukung ada perusahaan beroperasi di Berau,” terangnya, Rabu (3/7/2024).

Kemudian, untuk aspek kesehatan diukur dari angka harapan hidup sekitar 73-75 tahun. Angka ini cenderung sama saja dengan kabupaten/kota lainnya.

Sementara, untuk aspek pendidikan diukur dari rata-rata lama sekolah masyarakat di Kabupaten Berau, yakni dari 8 tahun hingga 10 tahun.

“Dari semua aspek itu, paling dominan adalah daya beli masyarakat yang memengaruhi peningkatan IPM di Berau,” ungkapnya.

Dari data itu juga diperoleh, bahwa IPM Berau dari waktu ke waktu cenderung naik, bahkan tidak ada IPM yang mengalami penurunan di semua kabupaten/kota.

Dengan tingginya daya beli masyarakat dari waktu ke waktu, ini mempengaruhi angka harapan hidup di “Bumi Batiwakkal” mengalami perbaikan.

“Begitu juga dengan dunia pendidikan. Semua ini tidak terlepas dari program kerja yang dilaksanakan pemerintah daerah sekarang,” katanya. (*)