Foto: Pengembang biakan madu kelulut jadi sumber ekonomi baru bagi warga KAT Lati, Kampung Sambakungan

TANJUNG REDEB- Upaya PT Berau Coal dalam mendorong kemandirian ekonomi warga di lingkar operasionalnya, diwujudkan melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Tak terkecuali untuk warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) Lati,yang terletak di Kampung Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur melalui program inovasi sosial pengembangan madu kelulut.

Pengembangan madu kelulut sendiri bertujuan mengatasi kelangkan madu hutan, yang selama ini menjadi andalan masyarakat KAT dalam menopang kehidupan sehari-hari mereka.

Sebagai gambaran, KAT Lati merupakan komunitas adat dari suku Dayak Punan Basap, salah satu suku asli Kalimantan, di Kabupaten Berau. Menjadi salah satu prioritas Berau Coal dalam mendampingi mereka untuk hidup lebih baik.

Adalah Puluk, salah satu warga KAT yang menjadi pelopor pengembangan budidaya madu kelulut. Dirinya bersyukur mendapat pelatihan dan pembinaan dari Berau Coal terkait budidaya tersebut.

Menurutnya, budidaya kelulut sejauh ini sangat berdampak besar dalam menopang ekonomi masyarakat KAT secara jangka panjang. Terutama bagi mereka yang sebelumnya menggantungkan hidup pada produksi madu hutan.

Diakuinya, sebelum Berau Coal mengenalkan madu kelulut di KAT Lati dipenghujung 2021, atau efektifnya tahun 2022 lalu, sebagian besar kegiatannya dilakukan di dalam hutan. Seperti berburu, memancing, serta mengandalkan produksi dan penjualan madu hutan.

“Hasilnya sudah kami rasakan. Kami tidak lagi bingung ketika madu hutan sedang tidak ada. Sekarang kami tetap bisa produksi madu kapan saja, terlebih madu kelulut ini bisa dibudidayakan di dekat rumah. Jadi memang lebih memudahkan,” ujarnya.

Dirinya juga tidak menampik kontribusi PT Berau Coal. Selain dibantu pengembangan budidaya madu kelulut, masyarakat KAT Lati juga telah didampingi oleh PT Berau Coal sejak lama, mulai dari penyediaan hunian yang layak, penyediaan fasilitas air bersih, listrik, pendidikan untuk anak-anak, dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya.

Menurutnya, tanpa dukungan dari Berau Coal kepada masyarakat KAT, mungkin dirinya dan keluarganya masih hidup di hutan untuk bertahan hidup.

“Kami itu dulu tinggal di rumah-rumah kayu seadanya, atap daun. Sudah sangat jauh berbeda dengan sekarang. Semuanya difasilitasi oleh Berau Coal agar hidup kami lebih layak. Mulai dari rumah, sampai program-program yang bisa meningkatkan pendapatan kami seperti madu ini,” tuturnya.

Jaminan kehidupan yang lebih layak, kesehatan, sosial, pendidikan dan ekonomi menjadi isu yang penting, yang membuat Berau Coal begitu intens memberikan pendampingan kepada warga KAT Lati. Apalagi, sebagai mitra pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau, Berau Coal kemudian hadir guna menyelesaikan masalah sosial, serta memajukan aspek hidup masyarakat warga KAT Lati.

Puluk menyampaikan, sangat berterima kasih atas kontribusi Berau Coal dalam memberdayakan masyarakat KAT.

Melalui pendampingan itu, dirinya bersama puluhan warga yang tergabung dalam kelompok pemanen madu KAT, mendapatkan pelatihan dan edukasi panen madu lestari. Begitu juga dengan pengadaan sarana dan prasarana prosesing panen madu hutan, edukasi panen madu yang aman, hingga saat ini pada tahap pengembangan budidaya madu kelulut, sebagai alternatif saat madu hutan sedang tidak produksi.

Kegiatan pemberdayaan KAT ini dijelaskan Community Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty, selaras dengan rencana pasca tambang untuk kegiatan sosial yakni mendorong kemandirian masyarakat tanpa terkait dengan tambang. Program tersebut merupakan wujud konsistensi PT Berau Coal dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan program inovasi sosial, dalam mendorong kemandirian masyarakat KAT di lingkar operasional PT Berau Coal.

“Sehingga mengantarkan Berau Coal kembali menerima penghargaan Proper Emas,” pungkasnya. (ADV)