TANJUNG REDEB – Inflasi Kabupaten Berau dianggap tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bisa cari solusi.
Persoalan naiknya inflasi yang beberapa waktu lalu dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim itu, ditanggapi anggota Komisi II DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto.
Inflasi tertinggi pada April terjadi di Kabupaten Berau, yakni sekisar 3,62 persen. Wakil rakyat itu menilai, beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga rerata berasal dari luar Berau, seperti beras yang didatangkan dari Sulawesi.
“Memang masalah harga, terutama terkait bahan pokok itu fluktuatif. Terkadang murah dan juga mahal. Pemerintah melalui OPD terkait harus mendata apa saja kebutuhan utama masyarakat yang mengalami kenaikan harga,” katanya, Selasa (14/5/2024).
Menurut politikus Nasional Demokrat (NasDem) ini, kenaikan harga bisa saja dipicu karena tingginya ongkos pengiriman.
Karena stok atau hasil produksi beras lokal kita belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Berau. Maka dari itu, butuh pasokan dari luar daerah.
“Sehingga harga jual juga bakal naik. Kalau bisa, pemerintah daerah melakukan survei terkait persoalan tersebut,” usulnya.
Kendati demikian, Dedy Okto mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau turun ke lapangan dengan OPD terkait, guna mengetahui persoalan mengenai sistem pengiriman. (*/ADV)
Reporter : Dini Diva Aprilia
Editor : s4h