Reporter : Syaifuddin Zuhrie
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,-Mengunjungi Hutan Lindung Sungai Lesan atau HLSL dapat menjadi kegiatan seru sekaligus edukatif saat bertandang ke Berau, Kalimantan Timur. Di sana, Anda mendapatkan pembelajaran seputar cara bertahan hidup saat berada di hutan (forest survival) yang dibimbing langsung sekaligus menyaksikan kehidupan masyarakat yang masih menjunjung tinggi kearifan lokal.

Tentang Hutan Lindung Sungai Lesan

Berada di sekitar jalan poros antara Tanjung Redeb serta Muara Wahau, HLSL berada di empat kampung. Antara lain Lesan Dayak, Merapun, Sido Bangen, serta Sungai Lesan. Pada 2002, hutan lindung ini masih berada di bawah naungan HPH.

Kemudian The Nature Conservancy pada tahun berikutnya mendapati populasi orangutan di tengah survei keragaman hayati.

Lantas, TNC yang dibantu Fahutan Unmul mengajukan usul untuk menjadikan hutan yang dulunya merupakan kawasan tebangan tersebut sebagai kawasan perlindungan satwa.

Gubernur Kaltim pada 2005 lantas mengajukan status hutan lindung untuk Kelompok Hutan Sungai yang punya luas sekitar 11 hektare. Baru pada 2014 kawasan ini dikukuhkan secara resmi sebagai hutan lindung.

Di tahun yang sama, fasilitas untuk pelestarian dengan basis masyarakat mulai disediakan. HLSL lantas dijadikan sebagai destinasi wisata Berau yang diharapkan memantu warga sekitar menambah penghasilan mereka.

Langkah ini pun ditujukan untuk menahan keinginan sebagian masyarakat yang ingn meloloskan perizinan sejumlah perusahaan yang berencana membuka kebun sawit.

WhatsApp Image 2024 09 04 at 14.41.50
Wisatawan menggunakan perahu ketinting untuk menuju Hutan Lindung Sungai Lesan. (Foto Zuhri/BT)

Daya tarik yang ditawarkan untuk wisatawan

Hutan Lindung Sungai Lesan kini menjadi habitat satwa liar yang beragam. Di sini, Anda akan menemukan sekitar 171 jenis burung, 52 jenis mamalia, 45 jenis kupu-kupu, serta 31 reptil dengan 26 amfibi. Jumlahnya pun diprediksi bertambah seiring meningkatnya pelaksanaan penelitian. Jumlah ini pun lebih tinggi saat dibandingkan Hutan Lambusango yang berada di Sulawesi Tenggara.

Selain itu, hutan lindung ini berada di antara Sungai Lesan (utara) serta Sungai Kelay (timur) yang membuatnya sering dijadikan tempat penelusuran. Wisatawan dapat menyewa perahu ketinting kalau tertarik mengamati berbagai formasi vegetasi serta bebatuan yang hanya bisa ditemukan di kawasan hutan tropis Kalimantan.

Untuk menunjang ekowisata di HLSL, terdapat sejumlah fasilitas yang dapat diakses maupun dipakai wisatawan. Sebut saja penginapan seperti homestay, kuliner khas, porter, serta para pemandu yang menangani urusan teknis. Anda pun dapat menikmati berbagai kegiatan secara optimal.

ORANG UTAN
Hutan Lindung Sungai Lesan juga rumah bagi Orang Utan.

Mengakses Hutan Lindung Sungai Lesan

Anda yang ingin mendatangi hutan lindung di Berau ini dapat memulai perjalanan dari pusat kota Tanjung Redeb. Waktu tempuhnya adalah sekitar 2,5 jam dengan jarak kurang lebih 200 kilometer. Hal ini juga menjadi potensi menjanjikan untuk pengembangan ekowisata skala internasional seperti yang telah dirintis di Kepulauan Derawan.

Selamat menjelajahi Hutan Lindung Sungai Lesan!