Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB, – Brownies cokelat selalu menjadi pilihan tepat dalam berbagai suasana, terutama jika kaya akan cokelat. Selain lezat untuk dinikmati sendiri, brownies juga menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan, seperti yang dibuktikan oleh Yuli, warga Gunung Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.

Umumnya, brownies terkenal dengan teksturnya yang lembut dan lumer di mulut. Namun, Yuli menjual brownies dengan inovasi crispy.

“Berbeda dengan brownies lainnya yang biasanya dikukus atau dipanggang, kami membuatnya crispy, tetapi tetap mempertahankan rasa cokelat yang menjadi ciri khas,” ucap ibu dua anak tersebut.

Yuli memulai usaha brownies crispy sejak tahun 2021, tetapi baru benar-benar aktif dan fokus mengembangkannya pada tahun 2022. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh tren dan kebutuhan konsumen yang terus berkembang, terutama di industri kuliner.

“Mulai bulan Oktober 2022, saya mengikuti tren, khususnya dalam kategori camilan,” jelasnya.

Melihat peluang besar di bidang kuliner, serta didukung oleh hobi memasak, Yuli yakin untuk menekuni bisnis brownies crispy dengan merek “ZalDin”.

Modal awal yang digunakan untuk membuka usaha sebesar Rp 2 juta, yang dialokasikan untuk membeli peralatan sederhana dan bahan baku.

“Alhamdulillah, semua bahan yang saya gunakan dibeli di Berau. Nama merek diambil dari nama kedua anak saya,” ujarnya.

WhatsApp Image 2024 10 18 at 17.57.26

Omset terbesar yang pernah diraih Yuli mencapai Rp 10 juta, dengan harga jual produk mulai dari Rp 20 ribu untuk ukuran 100 gram hingga Rp 200 ribu untuk ukuran 1 kilogram.

“Proses produksi tidak dilakukan setiap hari. Dalam sekali produksi, kami bisa menghasilkan 50 hingga 100 pcs, setara dengan 5 hingga 10 kg,” tuturnya.

Dalam menjalankan bisnis, Yuli menghadapi kendala dalam pemasaran, yang masih dilakukan secara offline dengan menitipkan produk di swalayan dan toko. Namun, saat ini, ia sudah mulai menerima pesanan online dalam jumlah yang cukup banyak untuk berbagai acara.

“Kendalanya hanya di pemasaran, karena saya belum maksimal memanfaatkan media sosial,” tegasnya.

Yuli mengucapkan terima kasih kepada Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau yang telah memberikan pembinaan terkait kewirausahaan, pengolahan ikan, dan pelaku usaha ekspor.

“Banyak pembinaan yang telah diberikan oleh OPD terkait, dan saya sudah memiliki izin usaha sejak tahun 2022,” tambahnya.

Di tengah perkembangan usaha kuliner, khususnya di bidang camilan, Yuli berkomitmen untuk selalu menyediakan produk terbaik dan fokus pada keunggulan yang dimilikinya. (*)