TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten Berau terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong hilirisasi produk lokal.

Kali ini, sabun berbahan dasar kelapa dalam dari Kampung Giring-giring, Kecamatan Biduk-Biduk, yang tengah dipersiapkan untuk menjangkau pasar resort dan penginapan di kawasan pesisir.

Inisiatif ini dilakukan melalui pendampingan intensif Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau terhadap Rumah Produksi Sabun Giring-giring.

Tidak sekadar mendukung pengembangan usaha, program ini juga menjadi bagian dari upaya serius pemerintah dalam menciptakan produk turunan kelapa yang bernilai tambah dan ramah lingkungan.

“Ini bukan sekadar pengembangan usaha kecil, tapi langkah konkret hilirisasi kelapa dalam yang memang jadi salah satu produk unggulan daerah,” kata Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita.

Saat ini, proses produksi sabun kelapa masih menunggu terbitnya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Setelah izin keluar, Rumah Produksi Sabun Giring-giring diharapkan bisa langsung memproduksi sabun dan mulai memenuhi kebutuhan penginapan serta resort di kawasan wisata pesisir Berau.

“Kami ingin produk ini tidak hanya dijual sebagai oleh-oleh, tapi menjadi sabun yang digunakan di resort-resort kita sendiri. Jadi, wisatawan yang datang ke Berau bisa langsung merasakan produk lokal khas daerah,” lanjut Eva.

Program ini juga menjadi model pengembangan produk hilir berbasis kebutuhan sektor pariwisata.

Dengan potensi bahan baku kelapa yang melimpah di wilayah pesisir, produksi sabun kelapa dinilai sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, sekaligus menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan.

Tidak hanya mendampingi proses produksi, Diskoperindag juga memastikan aspek kemasan dan pemasaran menjadi perhatian utama.

Pihaknya menekankan, tampilan produk dan strategi distribusi yang tepat akan menjadi kunci agar produk sabun kelapa Giring-giring mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional.

“Kami akan dampingi sampai produknya benar-benar siap jual. Bukan hanya soal produksinya, tapi juga bagaimana kemasannya menarik dan strateginya tepat agar produknya bisa tembus ke pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Lebih dari sekadar sabun, produk ini diharapkan menjadi pemantik semangat bagi pelaku usaha lain di Berau untuk mengembangkan produk hilir berbasis potensi lokal. Terutama yang memiliki keterkaitan erat dengan kebutuhan sektor pariwisata.

“Kalau ini berhasil, kami yakin akan ada banyak kampung lain yang terinspirasi untuk mengembangkan produk serupa. Kami harus dorong agar produk lokal Berau bisa tampil di panggung yang lebih besar,” pungkasnya. (*/Adv)