TANJUNG REDEB — Harga cabai rawit di Pasar Sanggam Adji Dilayas mengalami lonjakan tajam hingga mencapai Rp250 ribu per kilogram. Kenaikan ini sangat memberatkan Sutaji, seorang pedagang sayuran keliling, yang merasa beban pengeluarannya semakin meningkat.
“Sebelumnya, saya masih bisa beli dengan harga Rp120 ribu atau Rp160 ribu per kilogram. Paling mahal Rp180 ribu, sekarang sudah sampai Rp250 ribu,” kata Sutaji saat ditemui Berauterkini.co.id, Sabtu (4/1/2025).
Menurutnya, lonjakan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cuaca buruk yang membuat banyak cabai rusak. Padahal biasanya harga normal hanya Rp50 ribu sampai Rp80 ribu.
“Cabai yang dijual sedikit karena perubahan cuaca. Banyak cabai rusak di petani, ditambah pasokan dari pengepul dan daerah luar juga berkurang. Makanya harga jadi mahal,” keluhnya.
Sebagai pedagang keliling, Sutaji merasa kondisi ini sangat mempengaruhi usahanya. “Kalau beli cabai mahal begini, saya bingung mau jual berapa ke pelanggan. Banyak pelanggan saya juga mengeluh,” tambahnya.
Seorang pembeli, Tuti, juga mengeluhkan kenaikan harga cabai, apalagi sebagai pedagang makanan yang memerlukan pasokan cabai setiap hari.
“Kita resah, soalnya saya kan jualan, jadi butuh cabai setiap hari. Jangankan saya yang jualan, sehari-hari aja pasti butuh cabai untuk di rumah,” ungkapnya.
Menurut Tuti, kenaikan harga cabai ini turut dirasakan oleh masyarakat luas yang mengandalkan cabai sebagai kebutuhan pokok sehari-hari.
“Ini kan menjadi kebutuhan primer, harapannya semoga bisa cepat normal. Kasihan pedagang mau dapat apa kita kalau harganya mahal terus,” tandasnya. (/)