Foto: Bupati Berau Sri Juniarsih
TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih memberikan tantangan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memberikan inovasi dalam mengelola pariwisata di Bumi Batiwakkal.
Tantangan itu disampaikannya kala menghadiri dan meresmikan Ekowisata Mangrove Kampung Teluk Semanting, Kasai, Derawan, pada Rabu (3/5/2023) siang lalu.
Disampaikan dalam sambutannya, keberadaan belasan destinasi wisata unggulan di Berau dapat dilihat sebagai potensi dalam meningkatkan kas daerah.
Sebab, dalam beberapa tahun belakangan ini. Pendapatan di sektor pariwisata Berau tidak menunjukkan angka yang memuaskan.
Bahkan tak sampai 10 persen dari jumlah APBD Berau selama lima tahun belakangan ini.
“Semoga dinas terkait bisa mengelola objek wisata yang masuk dalam pengelolaan pemerintah,” kata Sri.
Selain berdampak pada jumlah APBD Berau. Peningkatan kualias dari objek wisata dapat memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian mandiri masyarakat di kampung wisata.
Meskipun disadari tingkat kunjungan ke objek wisata tersebut cenderung fluktuatif. Tergantung pada momen tertentu saja.
“Mestinya setiap pengunjung yang telah datang ke Berau harus dipastikan datang kembali dan bantu promosikan pariwasata ke daerahnya,” jelasnya.
Pun ia berpesan agar pihak pengelola objek wisata, mulai pengusaha hingga pokdarwis dapat memberikan fasilitas yang nyaman bagi pengunjung.
“Jadi geraknya ini juga mesti kolaboratif. Semua stakeholder bahu-membahu membenahi objek wisata di Berau,” imbau dia.
Sementara itu, tantangan serupa pernah juga disampaikan Wabup Berau Gamalis. Dalam momen upacara Hardiknas beberapa waktu lalu, ia berpidato soal kemandirian daerah dalam mengumpulkan dan mengelola PAD.
Dia bilang, instruksi tersebut merupakan arahan langsung dari Mendagri Tito Karnavian.
“Itu instruksinya, pemerintah daerah diminta untuk tingkatkan PAD,” ujar dia.
Secara gamblang, Gamalis mengungkap bila sektor wisata Berau tidak memberikan dampak berarti terhadap pendapatan daerah.
Sebab di beberapa destinasi wisata masih kurang menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Lantaran fasilitas masih kurang memadai.
“Memang kan fasilitas wisata kita juga masih membutuhkan banyak pembenahan,” ucapnya.
Menjawab itu, Kepala Dispar Berau Ilyas Natsir menyatakan pihaknya tetap optimis bakal terjadi peningkatan terhadap kunjungan wisata di Bumi Batiwakkal.
Dengan catatan anggaran yang dikelola untuk promosi pariwisata di Berau dapat didukung dalam politik anggaran daerah.
Dia mengatakan, porsi anggaran yang dikelola oleh Dispar Berau untuk promosi pariwisata hanya Rp 2 miliar.
Idealnya. Agar maksimal untuk promosi, Dispar membutuhkan anggaran sekitar Rp 4 miliar.
“Kalau anggarannya besar, tentu promosi akan semakin kencang,” kata Ilyas.
Lebih lanjut, kata dia dalam waktu dekat ini pihaknya bakal kedatangan tamu dari petinggi di Bali. Dispar bakal banyak membahas soal kerjasama promosi wisata di Bandara Ngurah Rai.
Kerja tersebut diharapkan agar objek wisata kelas internasional seperti Derawan dapat semakin dikenal.
“Kemungkinan bulan ini bakal ada tamu dari Bali bahas soal wisata,” ujar dia.
Selain soal promosi wisata, pekerjaan rumah selanjutnya ialah pembenahan fasilitas di objek wisata unggulan.
Sebab, ketertarikan wisatawan dapat dinilai dari fasilitas yang dapat memanjakan kebutuhan rekreasi.
“Bagi sektor yang kami kelola jelas butuh banyak pembenahan,” jelas dia.
Disinggung ihwal potensi penambahan PAD. Dia tegas mengatakan bila banyak objek wisata di Berau di kelola langsung oleh masyarakat secara mandiri.
Sehingga tidak terdata sebagai pendapatan daerah. Namun dipastikan dapat memenuhi kebutuhan ekomoni masyarakat sekitar objek wisata.
“Ada objek wisata yang lebaran kemarin banjir untung. Selama dua hari dapat Rp 80 juta. Seperti di Kampung Merasa,” bebernya. (*)
Reporter: Sulaiman