TANJUNG REDEB – Keberadaan Toko Tani di Kabupaten Berau yang diharapkan mampu menstabilkan harga pangan dan menekan peran tengkulak hingga kini belum juga beroperasi.

Padahal, keberadaan toko yang diresmikan pada 18 November 2021 ini sangat strategis, terutama dalam memasarkan produk lokal yang terus digencarkan pemerintah untuk dikonsumsi masyarakat.

Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, menjelaskan, salah satu kendala utama belum beroperasinya Toko Tani adalah status aset bangunan yang masih menjadi milik Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri).

“Bangunan dan lahan itu milik Korpri, sehingga kemarin kami hanya meminjam tempat. Sekarang kami tidak bisa gunakan lagi karena sudah dikembalikan,” ujar Rakhmadi kepada Berauterkini, Kamis (3/7/2025).

Untuk tetap menjalankan fungsinya dalam menjaga stabilitas pangan, Dinas Pangan Berau akhirnya membuka gerai pangan di halaman depan kantornya sejak 2024.

“Konsepnya sama seperti Toko Tani, hanya saja bangunannya milik kita sendiri, tidak pinjam,” ungkap Rakhmadi.

Menurutnya, gerai tersebut difungsikan sebagai toko penyeimbang yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Namun, ia mengakui, saat ini belum ada pembeli yang datang ke lokasi tersebut.

Pasalnya, ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang biasa diminati warga saat ini belum bisa dijual karena masih dalam masa penyerapan oleh Bulog.

“Kalau untuk sekarang kami tidak buka karena ketersediaan beras SPHP tidak ada dan memang belum ada yang datang mencari,” tuturnya.

Rakhmadi juga belum dapat memastikan sampai kapan beras SPHP akan kembali tersedia.

“Beras SPHP yang banyak dicari masyarakat masih ditahan karena Bulog sedang melakukan penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga HPP sebesar Rp6.500 per kilogram. Jadi, belum bisa disalurkan ke masyarakat,” terang Rakhmadi. (*)