TANJUNG REDEB – Festival Budaya Bekudung Betiung tahun ini sukses digelar selama sepekan yang berlangsung pada 20-26 Juni 2025.
Acara ini menelan anggaran lebih Rp463 juta yang bersumber dari Alokasi Dana Kampung (ADK), kontribusi pihak ketiga, hingga sumbangan masyarakat dan pejabat.
Ketua Panitia Bekudung Betiung, Wahyu Ramdani, mengungkapkan, transparansi pengelolaan dana tersebut sebagai bentuk dukungan dalam kelancaran acara yang juga menjadi wujud pelestarian adat leluhur.
“Dana ini digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari transportasi Rp3 juta lebih, persiapan acara seperti kerja bakti yang berlangsung hingga satu bulan sebesar Rp90 juta, hingga promosi keluar daerah Rp45 juta,” ucapnya pada Berauterkini, Jumat (27/6/2025).
Selain itu, konsumsi selama acara, termasuk makan pagi, siang, dan sore, mencapai Rp197 juta lebih dan perlengkapan lainnya Rp93 juta.
Dengan pengelolaan dana yang terperinci, festival ini menyisakan defisit sebesar Rp4,4 juta yang masih dapat diatasi oleh panitia.
Meski begitu, acara berlangsung meriah dan penuh antusiasme dari masyarakat lokal maupun wisatawan.
Tidak sekadar perayaan, Wahyu menegaskan festival ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Dayak Gaai.
“Ini bukan hanya peringatan ulang tahun kampung, tapi juga bentuk pelestarian adat dan budaya leluhur yang kami laksanakan setiap tahun secara turun-temurun,” tambahnya.
Rangkaian acara yang melibatkan berbagai kegiatan seni dan budaya ini berhasil menarik perhatian pengunjung dari luar daerah.
Festival ini juga menjadi ajang promosi tradisi Dayak Gaai kepada generasi muda, sekaligus memperkuat identitas budaya yang kaya dan beragam.
“Kami berharap tahun depan pemerintah bisa lebih banyak memberikan dukungan bagi kami, sehingga tidak hanya pihak ketiga yang banyak berkontribusi,” tandasnya. (*)