Foto: Perbaikan gapura di simpang 4 Km 5 mulai dilakukan.

TANJUNG REDEB –  Pemerintah Kabupaten Berau elalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), tahun ini melaksanakan pembenahan sejumlah sutu kota, termasuk diantaranya gapura selamat datang di simpang empat Jalan Gatot Subroto-Jalan Marsma Iswahyudi atau biasa dikenal simpang kilometer 5.

Dikatakan bupati Sri Juniarsih, peremajaan gapura selamat datang dilakukan lantaran kondisinya sudah tidak nyaman dipandang. Apalagi gapura tersebut menjadi gerbang masuk dan perlintasan antarprovinsi. Sehingga menjadi nilai tersendiri bagi pengendara yang melintas baik menuju Berau ataupun akan menuju Kalimantan Utara.

“Itu akan dipercantik, sehingga mereka yang datang ke Berau atau melintas lewat jalur darat mempunyai kesan baik, punya cerita indah ketika melintas,” katanya, Selasa (22/8).

Hal ini juga untuk mendukung Kabupaten Berau sebagai wilayah dengan destinasi wisata yang banyak, serta indah. Bupati berharap, ke depan hal itu bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan pariwisata di Berau.

“Alam kita indah, dikenal bukan hanya orang Kalimantan. Tapi Indonesia bahkan mancanegara. Sehingga, hal-hal seperti ini kita harap bisa mendukung daya jual pariwisata kita,” ujarnya.

Sementata itu, analis Pengembangan Infrastruktur, Bidang Pengembangan Pemukiman Penataan Bangunan dan Jasa Konstruksi (P3BJK) DPUPR Berau, Dwi Rendra Wulan Putra, mengatakan, rehab tahap pertama tahun ini akan menggunakan anggaran senilai Rp 2.793.330.000, dengan nilai penawaran penyedia yang terpilih pada proses tender sebesar Rp 2.474.891.000.

Adapun pengerjaannya dilakukan oleh CV Radityatama Jaya, yang dimulai sejak 25 Juli lalu hingga 21 Desember, atau 150 hari.

“Kegiatan sudah dimulai, pembongkaran juga sedang dilakukan. Waktu pelaksanaan 150 hari ke depan, dengan target penyelesaian pekerjaan pada Desember mendatang,” ujarnya.

Ia juga menyebut, yang melatarbelakangi rehab dilakukan karena gapura tersebut merupakan sarana penting yang diperlukan pada suatu wilayah. Gapura bukan hanya merupakan bangunan fisik saja, namun lebih memiliki fungsi dan arti tersendiri sebagai pintu gerbang, tanda batas provinsi, kabupaten/kota. Bangunan gapura dibangun dengan nilai-nilai estetika dan ciri khas dari masing-masing daerah.

“Rehab gapura ini juga salah satu dari program bupati, agar bisa lebih dipercantik. Di gapura yang baru juga nantinya akan dipasangkan videotron, sebagai bagian dari digitalisasi,” terangnya.

Lanjut diterangkannya, dengan rehab tersebut tentu saja meminimalisasi adanya bekas spanduk atau baliho yang sering mengganggu pemandangan karena rusak dan terkadang lepas kemudian menjuntai ke bawah. Nantinya juga tidak perlu lagi harus mengganti atau bongkar pasang spanduk atau baliho secara manual.

“Jadi pemanfaatnnya lebih memudahkan untuk memasang informasi kegiatan pemerintahan ataupun lainnya. Yang jelas nanti pemanfaatannya kami serahkan pada dinas terkait,” jelasnya.

Adapun konsep desainnya disebut Dwi, yakni berarsitektur Neo-Vernacular, merupakan arsitektur yang memiliki prinsip mempertimbangkan peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat, serta keselarasan antara bangunan, lingkungan, dan alam.

Dipaparkannya, gubahan massa atau trasformasi bentuk gapura bangunan dasarnya adalah balok atau kubus. Keduanya memiliki kesamaan bentukan atap yang cukup dominan berbentuk trapesium. Bagian tengah diberi lubang, agar tekanan angin pada bidang tidak terlalu besar dan tiang terbelah dua melambangkan dua kesultanan.

“Serupa cincin yang melingkar di antara dua bentangan kolom penyokong, melambangkan ikatan kerukunan dan keselarasan yang mendominasi perbedaan dua kesultanan besar, yakni Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan Gunung Tabur,” bebernya.

Lanjutnya, untuk komponen material yang digunakan nanti di antaranya videotron berukuran 6×2,5 meter. Kemudian, ornamen ACP lasercuting batik Berau. Lalu fondasi mengunakan footplat ditambah tiang pancang. Cover bentuk menggunakan ACP. Rangka struktur baja Wf kombinasi dengan Kanal C. “Nanti juga akan ada permainan lampu pada malam hari,” katanya.

Namun, untuk pekerjaan tahun ini yang dilakukan belum seluruhnya, rencana akan dikerjakan secara bertahap. Tahun depan akan diusulkan kembali kebutuhan anggarannya untuk menyelesaikan rehab Gapura Selamat Datang tersebut.

“Tahun ini yang dikerjakan bagian videotron dulu, tahun depan baru dilanjutkan penyelesaiannya. Kami usulkan di anggaran murni nanti senilai Rp 2,1 miliar, sudah termasuk pekerjaan konstruksi, konsultan pengawas, dan administrasi paket,” tutupnya. (adv)

Reporter: Sulaiman