TANJUNG REDEB – Memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (BK3N), PT Berau Coal kembali menggelar program Rescue Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Berau (UMB), pada Selasa (18/2/2025).

Kegiatan ini merupakan komitmen Berau Coal terhadap keselamatan dan pengembangan sumber daya manusia, khususnya untuk kalangan mahasiswa.

Digelar di aula UMB, Rescue Goes to Campus dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti UMB, Politeknik Sinar Mas Berau Coal, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER).

Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dasar dalam menghadapi situasi darurat serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Apalagi, Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana.

General Manager Operation Support and Relations PT Berau Coal, Cahyo Andrianto, mengapresiasi pihak UMB yang telah mendukung terselenggaranya program tahunan tersebut.

Ia menegaskan bahwa pelatihan tanggap darurat memiliki peran penting, terutama di dunia kerja. Berau Coal menjadikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari budaya perusahaan.

“Kami ingin pelatihan ini tidak hanya menjadi bekal bagi mahasiswa ketika memasuki dunia kerja, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana,” katanya.

Selama pelatihan, mahasiswa mendapatkan beragam materi serta praktik langsung mengenai teknik tanggap darurat, di antaranya pertolongan pertama dan praktik pemadaman api ringan.

Dengan adanya program ini, lanjut dia, PT Berau Coal terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM), terutama yang sadar akan keselamatan dan pelestarian lingkungan.

Pelatihan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara dunia industri dan pendidikan, sekaligus membuka peluang kolaborasi lebih luas di masa depan.

“Harapannya pelatihan ini dapat menambah wawasan mahasiswa dan menjadi jembatan kerja sama yang erat antara Berau Coal dan UMB, serta membuka peluang kolaborasi dengan dunia usaha ke depannya,” paparnya.

Pelatihan ini dipandu oleh Tim Emergency Response Group (ERG) PT Berau Coal, yang berpengalaman dalam menangani berbagai situasi darurat.

Sementara itu, Wakil Rektor III UMB, Darmono, juga mengapresiasi inisiatif Berau Coal dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan visi UMB sebagai universitas berbasis konservasi dan nilai-nilai Al-Islam.

Sejak bertransformasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Tanjung Redeb pada 2020, UMB terus berupaya mengintegrasikan wawasan pelestarian lingkungan dalam setiap mata kuliah yang diajarkan.

“Mahasiswa setidaknya perlu memiliki pemahaman dasar tentang tanggap darurat agar dapat mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kesadaran masyarakat,” ungkapnya.

Ia berharap kerja sama dengan PT Berau Coal dapat terus berlanjut, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia.

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis, tetapi juga mendorong mereka menjadi agen perubahan yang sadar akan pentingnya keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.

Tak hanya itu, dia juga menekankan pentingnya pelatihan tanggap darurat, terutama dalam mencegah potensi bencana. Dengan pengetahuan yang didapatkan, mahasiswa diharapkan dapat mengeliminasi risiko dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Termasuk dengan tanggap darurat ini, mahasiswa minimal harus punya pengetahuan dasarnya,” ungkapnya.

Ia berharap sinergitas dengan PT Berau Coal dapat berjalan secara berkelanjutan, terutama dalam pengembangan SDM. Dengan adanya kolaborasi yang berkesinambungan, pihaknya optimis bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan.

“Tidak hanya tanggap terhadap bencana, tetapi juga mampu berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan dan berdaya saing tinggi di dunia kerja,” paparnya.

Di tempat yang sama, salah satu peserta, Muhammad Hilal Fikri, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama dalam memahami teknik pertolongan pertama dan cara menangani kebakaran ringan.

Ia berharap kegiatan ini dapat terus berlangsung secara berkelanjutan agar semakin banyak mahasiswa dan masyarakat yang memiliki kesiapsiagaan terhadap bencana.

“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Harapannya kegiatan ini terus berkelanjutan,” pungkasnya. (ADV)