Foto: Wakil Bupati Berau Gamalis meninjau langsung kesiapan dermaga untuk kapal wisata, di Jalan Pulau Derawan, Tepian Teratai.

TANJUNG REDEB – Sepekan penutupan Jembatan Sambaliung, Pemkab Berau mengevaluasi aktivitas penyebrangan orang di Dermaga Sanggam. Dalam evaluasi itu melibatkan motoris dari pelayan penyeberangan speedboat dan ketinting berbayar.

Pertemuan yang dipimpin langsung Wakil Bupati Berau Gamalis, dilangsungkan di Ruang VIP Dermaga Sanggam, pada Minggu (11/6/2023). Didampingi Asisten I Setda Berau, Hendratno dan Asisten III Setda Berau, Maulidiyah.

Ditemui usai rapat, Gamalis mengatakan pihaknya sengaja mengajak para motoris untuk rapat demi mendapatkan kesepakatan bersama batas tarif maksimal penyebrangan Sambaliung-Tanjung Redeb dan sebaliknya.

Dari diskusi yang berjalan sekitar 2 jam tersebut, disepakati batas tarif penyebrangan baik speedboat maupun ketinting, senilai Rp 5 ribu saja. Selama operasi, mulai pagi hingga malam hari. Namun untuk speedboat dan tambangan milik pemerintah tetap gratis.

“Sudah disepakati bersama, tarif tetap Rp 5 ribu. Berlaku sepanjang hari selama penyeberangan aktif,” kata Gamalis.

Ke depan, ia berharap tak ada lagi keluhan masyarakat yang terpaksa membayar untuk menyeberang dengan harga mahal. Diketahui, beberapa waktu lalu, saat malam hari penumpang mengeluh lantaran harus membayar sekitar Rp 10-20 ribu untuk sekali penyeberangan.

Terkait aturan tarif itu, tidak bersifat mengikat yang dapat diberikan sanksi bila ada pelanggaran yang dilakukan oleh motoris. Sebab, aturan yang disepakati saat ini, sifatnya hanya himbauan. Hanya saja bila ke depan terdapat kasus yang dimaksud, Pemkab Bakal memberikan aturan tegas.

“Jadi itu yang disepakati. Itu pun sifatnya pilihan. Karena kan ada yang gratis yang disiapkan pemerintah,” sebut dia.

Lebih jauh, dalam evaluasi itu juga membahas soal kelengkapan keselamatan pada armada maupun dermaga. Mulai dari penerangan, ringbuoy alias ban pelampung, hingga jaket keselamatan di setiap perahu yang beraktifitas di penyeberangan.

“Standar keamanan dan keselamatan jadi sorotan juga, jadi itu evaluasi yang mesti ditaati pelaku jasa penyeberangan,” ujarnya.

Selain banyak membahas soal kepastian tarif penyeberangan, Gamalis juga menyampaikan keluhan pelaku penyedia armada wisata yang sejatinya sandar di Dermaga Sanggam.

Sepekan aktivitas di dermaga tersebut meningkat, motoris pun banyak mengutarakan keluhan lantaran kesulitan menurunkan penumpang dan barang kala hendak sandar di dermaga.

Sehingga, siang tadi Gamalis bersama rombongan meninjau langsung lokasi dermaga wisata yang berada di Jalan Pulau Derawan alias Tepian Teratai.

Nantinya, seluruh armada wisata di Berau bakal sandar di lokasi lama kembali. Tujuannya, agar tetap memberikan kenyamanan bagi penumpang yang hendak berwisata di Bumi Batiwakkal.

“Biar tidak menumpuk penumpang di jam sibuk. Kasian juga wisatawan kalau berdesakan dengan orang yang mau nyebrang ke Sambaliung,” sebut dia.

Kemudian, dia juga menegaskan pemindahan armada tersebut berangkat dari aspirasi pelaku wisata. Penentuan tempat baru itu pun berasal dari usulan para motoris wisata di Berau.

Pun pemindahan itu dipastikan hanya bersifat sementara. Hanya selama tiga bulan ke depan. Hingga jembatan Sambaliung selesai direnovasi, pada September 2023 mendatang.

“Tapi pemindahan ini hanya sementara, kalau sudah selesai jembatan itu nanti kembali lagi ke Dermaga Sanggam,” tuturnya. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman