Foto: Habibie Wahid dan Andul Khair usai mengikuti Smash On Drugs International Table Tennis Championship 2023 di Bali 17-31 Juni 2023. 

TANJUNG REDEB- Dua atlet Berau kembali meraih prestasi di event internasional bertajuk Smash On Drugs International Table Tennis Championship 2023 di Bali yang berlangsung 17-21 Juni 2023. Mereka adalah Habibie Wahid dan Abdul Khair.

Di event itu, Habibie Wahid meraih medali perak di nomor ganda putra, sementara Abdul Khair meraih medali perak di tunggal putra dan perunggu di ganda putra.

Dalam kejuaraan itu, perwakilan Kaltim harus menghadapi wakil dari sejumlah negara Asean, Asia Hingga Eropa. Seperti dari Tiongkok, China Taipei, Korea Selatan, Jerman, dan Luxembourgh.

Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Berau, Iwan Rifani menjelaskan jika kedua atletnya itu mewakili PTMSI Kaltim dan BNN Kaltim. Adapun prestasi yang diraih keduanya merupakan kebanggaan masyarakat Berau, sekaligus Kaltim.

“Jelas bangga terhadap apa yang telah diperoleh oleh atlet-aylet Kabupaten Berau. Apalagi, event ini merupakan kejuaraan internasional,” jelasnya, Sabtu (24/6/2023).

Dengan prestasi tersebut, diharapkannya Pemerintah Kabupaten Berau dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap pembinaan kepada atlet berprestasi. Serta jaminan masa depan kepada atlet yang sudah terbukti mengharumkan nama daerah.

Sebab, kendala pembinaan selama ini, terhalang minimnya anggaran.

“Harapannya, semua kegiatan pembinaan tidak terlepas dari sisi anggaran. Tapi sampai saat ini, anggaran itu belum ada. Ini menjadi salah satu kendala bagi kami,” ujarnya.

 

Jadi Kebanggaan Tersendiri

 

Sementara itu, salah satu atlet Berau, Habibie Wahid mengaku sangat senang atas prestasi yang didapatnya. Pasalnya, di event sebelumnya, dirinya hanya mampu melaju sampai babak penyisihan.

“Saya senang bisa ikut kembali lgi untuk kejuaraan smash on drugs di Bali. Karena tahun lalu, hanya smpai babak penyisihan saja. Sekarang Alhamdulillah jauh lebih baik, karena dapat medali perak,” terangnya.

Dikatakannya, untuk meraih prestasi tersebut dirinya beserta beserta rekan-rekannya dari PTMSI Kaltim, harus berjuang keras. Pasalnya, para peserta dalam kejuaraan tersebut berasal dari 14 negara.

“Semua tim susah dihadapi. Tapi, paling sulit itu tim dari Tiongkok. Karena mereka yang mengalahkan kami di final ganda putra,” ujarnya.

Meski harus tersingkir di babak final oleh tim dari Tiongkok, dirinya cukup bangga karena mampu memberikan prestasi bagi Kalimantan Timur.

Dirinya juga mengaku termotivasi untuk tampil lebih baik lagi di kejuaraan mendatang. Evaluasi pun akan dilakukan, untuk meningkatkan kemampuannya. Menurutnya, yang perlu dibenahi adalah latihan fisik dan mental.

“Itu berpengaruh sekali. Tapi, saya akan berusaha  terus berlatih dan mengevaluasi diri lagi, agar perform saya bisa lebih baik,” ujarnya.

 

Minim Perhatian, Pertimbangkan Pindah Kontinengen

 

Prestasi yang ditorehkan Habibie Wahid sudah terbukti, baik itu ditingkat Provinsi, Nasional, hingga Internasional. Namun, sepertinya dukungan dari pemerintah daerah, maupun Pengcab PTMSI yang menaunginya dirasanya masih minim.

Hal ini membuatnya, merasa sulit dalam melakukan latihan maksimal. Hal ini yang membuatnya berkeinginan untuk pindah ke daerah lain. Apalagi, sudah ada daerah di Kaltim dan di luar Kaltim.

“Untuk saat ini sudah ada tawaran pindah. Tapi daerah mana itu, belum bisa saya jawab. Apalagi, saya ikut turnamen kemarin disponsori pihak swasta,” katanya.

Menurutnya, tawaran yang diberikan dari daerah tersebut cukup menarik. Meskipun kata Habibie, nilainya tidak besar tapi masa depan yang ditawarkan untuk atlet berprestasi cukup menjanjikan.

“Tawarannya berupa kontrak, dan juga bulanan. Memang nilainya tidak besar, tapi kepastian dan jangka panjangnya yang bagus untuk atlet,” terangnya.

Meskipun belum sepenuhnya disetujui tawaran tersebut, namun bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Habibie akan mengambil keputusan itu.

“Ini saya sudah pertimbangan.  Untuk saat ini kesiapan saya sudah 50 persen,” pungkasnya. (/)

Reporter: Hendra Irawan