Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kesmavet Kabupaten Berau melakukan sosialisasi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan dan Zoonosis (penyakit mulut & kuku, penyakit Kulit LSD, penyakit menular Anthrax, Avian influenza atau Flu Burung, dan Rabies).

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) DTPHP Berau, Untung Pamilih, menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan  potensi Sumber Daya Manusia (SDM) tentang penyakit Zoonosis dan cara mencegahnya, sehingga dapat meminimalisir secara dini penularan penyakitnya.

Pasalnya, bukan hanya menjadi tugas segelintir orang, tetapi menjadi tugas seluruh pihak, termasuk masyarakat. Sebab Zoonosis, meski bukan bencana alam tetapi bisa menimbulkan ancaman tersendiri.

“Untuk mengedukasi peternak dan pemilik hewan, tentang pengendalian penyakit hewan serta pencegahan,” ucapnya kepada berauterkini.co.id, Jumat (27/9/2024).

28C DTPHP 1

Selain memberikan pemahaman soal penyakit-penyakit Zoonosis, pihaknya juga memberikan skema penularan dan cara mengendalikan maupun mencegah penyakit-penyakit tersebut, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan siaga.

“Peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut, yaitu Petani, Peternak dan masyarakat umum,” ujarnya.

Sosialisasi ini, lanjutnya, menyasar daerah atau kampung yang berpotensi terjadi penularan, diantaranya kawasan Gunung Tabur, Talisayan, Segah dan Kelay.

Untung berharap, melalui kegiatan sosialisasi ini para peserta yang hadir nantinya bisa ikut mengkampanyekan apa itu Zoonosis dan bagaimana cara mencegahnya kepada keluarga, tetangga dan masyarakat luas.

Dijelaskannya, Zoonosis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Zooanthroponosis (ditularkan dari manusia ke hewan, contohnya TBC) dan  Anthroponosis (ditularkan dari hewan ke manusia, misalnya rabies, toxoplasmosis dan sebagainya).

“Zoonosis merupakan penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia maupun sebaliknya. Sumber penularan penyakit ini melalui tanah, air, hewan invertebrata, bangkai hewan, kotoran dan tanaman yang membusuk,” bebernya.

Penyebab dari penyakit Zoonosis tersebut dipicu oleh iklim. Faktor kepadatan populasi yang mempengaruhi induk semang, patogen atau vektor serta perubahan habitat hidup hewan.

Seperti Rabies, Anthrax, Avian Influenza, Salmonellosis, Brucellosis, Mers cov dan Ebola adalah penyakit zoonosis yang masuk ke dalam daftar penyakit hewan menular strategis.

Pencegahan penyakit tersebut antara lain dengan menjaga kesehatan hewan dengan rutin, memberikan vaksin dan memeriksakan ke dokter hewan atau puskeswan, senantiasa menjaga kebersihan kandang, cuci tangan setelah kontak langsung dengan hewan dan jangan mengkonsumsi daging hewan yang sakit dan hewan mati.

“Salah satu kunci keberhasilan dalam pengendalian Zoonosis adalah dikendalikannya penyakit pada hewan. Jika kita dapat mengendalikan penyebaran penyakit pada hewan, maka dengan sendirinya kita akan memutus rantai penularan ke manusia,” jelas Kabid Keswan Untung Pamilih. (*)