WASHINGTON DC, AS – Presiden AS Donald Trump mengancam akan menghentikan proses negosiasi tarif dagang kepada Thailand dan Kamboja jika kedua negara masih berperang.

Perang berkecamuk di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja. Kedua negara saling serang dalam tiga hari terakhir.

Upaya untuk mendamaikan dua negara tetangga itu terus dilakukan, salah satunya oleh pihak ketiga.

Sebelumnya PM Malaysia Anwar Ibrahim menghubungi pemimpin kedua negara, Malaysia yang menjadi Ketua ASEAN 2025 ini meminta kedua negara melakukan gencatan senjata dan mengutamakan dialog.

Thailand dan Kamboja saling serang warga sipil jadi korban
Thailand dan Kamboja saling serang warga sipil jadi korban (X/@ThaiEnquirer)

Terbaru, upaya untuk mendamaikan Thailand dan Kamboja juga dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dilansir Thai Enquirer dari laman media sosial Truth Social, Donald Trump mengaku telah menghubungi PM Kamboja Hun Manet dan Pejabat PM Thailand Phumtham Wechayachai.

Dalam pembicaraan itu, Donald Trump juga menyinggung proses negosiasi tarif yang tengah berlangsung dengan Thailand dan Kamboja.

Menurut Donald Trump, negosiasi tarif tidak akan dilanjutkan jika kedua negara memilih melanjutkan perang.

“Amerika Serikat secara kebetulan sedang membahas tarif dagang dengan kedua negara, jika kedua negara tetap berperang maka tidak ada kesepakatan soal tarif dagang,” tulis Donald Trump.

Presiden AS itu juga menyinggung potensi konflik antara India dan Pakistan yang sempat menghangat beberapa waktu lalu.

Menurut Donald Trump, dirinya hanya mencoba menyederhanakan masalah yang rumit lantaran banyak warga sipil yang menjadi korban.

“Saya hanya ingin menyederhanakan masalah kompleks,” tulisnya.

Jika gencatan senjata dan perang berhasil dihentikan, Donald Trump berjanji akan menyelesaikan negosiasi tarif dagang dengan Thailand dan Kamboja.

Royal Thai Army bersiaga dalam perang Thailand - Kamboja
Royal Thai Army bersiaga dalam perang Thailand – Kamboja (X/@ThaiEnquirer)

Untuk diketahui, upaya untuk mendamaikan Thailand dan Kamboja sudah dilakukan oleh PM Malaysia Anwar Ibrahim.

Malaysia yang kini memegang keketuaan ASEAN tahun ini mencoba menengahi kedua negara yang berkonflik tersebut.

Bahkan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menelepon pemimpin kedua negara dan meminta agar dialog dan gencatan senjata diutamakan.

PM Malaysia Anwar Ibrahim menelepon PM Kamboja Hun Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai
PM Malaysia Anwar Ibrahim menelepon PM Kamboja Hun Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai (X/@anwaribrahim)

“Saya berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai, menyampaikan keprihatinan mendalam Malaysia atas meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan,” tulis Anwar Ibrahim dikutip dari Beritasatu dalam keterangan resminya, Kamis (24/7/2025).

Dalam percakapan telepon tersebut, Anwar Ibrahim meminta kedua pihak segera menghentikan tembakan guna menciptakan ruang bagi dialog damai dan solusi diplomatik.

Menurut Anwar Ibrahim, sinyal positif didapat dari Kamboja dan Thailand atas ajakan gencatan senjata.

Anwar Ibrahim juga menegaskan kesiapan Malaysia mendukung serta memfasilitasi proses perdamaian tersebut.

“Kekuatan ASEAN terletak pada persatuan, dan perdamaian harus selalu menjadi pilihan bersama yang teguh di kawasan ini,” tuturnya.