Foto: Tim Distanak Berau saat periksa kesehatan sapi Qurban di sejumlah lapak pedagang sapi
TANJUNG REDEB- Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak)Berau, terus melakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan terhadap sapi-sapi yang dijual, untuk untuk dijadikan qurban saat lebaran Iduladha mendatang.
Sekretaris Distanak Berau, Sumani mengatakan, berdasarkan data yang sudah dimiliki, setidaknya ada sekira 830 sapi dan 300 ekor lebih kambing yang dijual pedagang hewan qurban. Bahkan, dalam waktu dekat, diprediksi akan datang lagi sapi qurban dari Sulawesi.
“Masih ada yang belum terdata. Karena kadang-kadang ada yang masuk, belum lapor ke kami. Diprediksi, masih ada lagi sapi yang akan datang dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Berau,” katanya, kemarin.
Kendati demikian, semua sapi yang dijual untuk qurban selalu dicek dan diperiksa kesehatannya dan dipastikan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Bahkan, ketika sapi yang baru didatangkan dari luar daerah, petugas Distanak, langsung melakukannya jemput bola, dengan mendatangi kandang sapi untuk diperiksa kesehatannya. Baik dilakukan baik secara fisik, maupun secara pengambilan sampel.
“Ketika dinyatakan aman. Selanjutnya, kami akan mengeluarkan surat sehatnya. Sehingga masyarakat tidak khawatir lagi untuk menggunakannya sebagai sapi qurban. Untuk sementara semua sapi tergolong sehat,” katanya.
Adapun sapi yang nantinya baru datang, dipastikannya pemilik usaha akan langsung berkoordinasi dengan Distanak, untuk pemeriksaan kesehatan sapi. Dalam melakukan jemput bola, pihaknya juga tidak terpaku pada jam kerja normal.
Kapanpun dan berapapun sapi yang datang kata dia, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan kesehatan untuk menghindari adanya PMK.
“Kalau datangnya malam, kami akan datangi dan lakukan pemeriksaan. Kalau pelayanan, tidak bisa di jam kerja normal saja. Ketika ada yang lapor, tim langsung turun,” jelasnya.
Selain pemeriksaan sapi-sapi qurban yang dijual di Tanjung Redeb dan sekitarnya. Pihaknya juga rutin melakukan pemeriksaan sapi-sapi milik petani di berbagai wilayah Kabupaten Berau. Apalagi, pihaknya juga sudah menempatkan petugasnya di masing-masing kecamatan.
“Untuk dapi petani juga selalu kami periksa. Tapi untuk sementara ini, yang difokuskan sapi yang dijual untuk qurban,” katanya.
Selama mencuatnya wabah PMK di Indonesia, belum ada pihaknya menemukan sapi yang teridentifikasi PMK di Kabupaten Berau.
“Alhamdulillah sampai saat ini, PMK tidak ditemukan di Berau. Mudah-mudahan tidak ada,” katanya.
Pemeriksaan dikatakan Sumani, tidak hanya dilakukan beberapa hari jelang Iduladha saja. Sesaat sebelum pemotongan hewan qurban, pihaknya juga menurunkan tim monitoring yang bertugas mendatangi masjid-masjid yang ada pemotongan hewan qurban.
“Itu ada, mereka juga nanti akan mengawasi dan memeriksa kesehatan hewan qurban sebelum di potong,” pungkasnya. ()